SwaraSenayan.com. Pernyataan Djafar Badjeber selaku Direktur Eksekutif DPP Partai Hanura yang bersuara keras atas dugaan intervensi Wiranto kepada KPU menyisakan polemik baru.
Menanggapi pernyataan orang-orang di sekeliling Wiranto yang mengatakan bahwa pernyataan Djafar mengandung unsur dendam pribadi kepada Wiranto dan dianggap ingin cari muka ke boss barunya (OSO).
“Djafar masih proporsional dan bicara dalam konteks kecintaannya kepada partai, tidak menyerang Pak Wiranto secara pribadi,” ujar Drs. Mulkan Nasution, MA Ketua PB Ketua PB Jam’iyatul Al-Washliyah ormas Islam terbesar ketiga di negeri ini kepada SwaraSenayan (9/7/2018).
Mulkan yang juga sebagai kader Partai Hanura ini tidak sependapat dengan penilaian tersebut yang menganggap Djafar memiliki dendam pribadi ke Wiranto apalagi sebagai modus cari simpati kepada Oesman Sapta selaku Ketua Umum Partai Hanura.
Menurutnya, Djafar Badjeber sebagai pendiri partai pastinya tidak menghendaki Partai Hanura terus dirundung masalah yang pada akhirnya bisa mengakibatkan terhambatnya Hanura dalam proses pendaftaran caleg oleh KPU.
“Sangat wajar dalam kapasitasnya Djafar sebagai pendiri partai, dia melihat Hanura sudah sangat mengkwatirkan jika tidak segera diantisipasi,” kata Mulkan.
Mulkan menguraikan bahwa jabatan komisari yang disandang Djafar Badjeber merupakan sebuah penghargaan dari pimpinan partai atas prestasi dan kemampuannya dalam berorganisasi.
“Djafar itu tidak pernah menghambakan diri kepada siapapun. Kalau pun dia mendapatkan jabatan sebagai komisaris, itu kompensasi yang wajar saja atas jerih payah dan prestasinya selama ini,” terangnya.
Jabatan tersebut, menurut Mulkan sebagai bentuk kepercayaan dari pimpinan partai terhadap kadernya, bukan semata-mata sebagai hadiah. Namun itu semua atas dasar kemampuan dan prestasi Djafar Badjeber dalam perjalanan karier politiknya.
“Saya sebagai kader partai juga merasa bangga memiliki kolega yang mengemban tugas dengan baik dan amanah,” tegas Mulkan.
Mulkan juga menghimbau kepada semua pihak agar kiranya mampu mengimplementasikan makna yang terkandung dalam pengertian hati nurani sebagai spirit perjuangan Partai Hanura.
“Jangan mengail di air keruh serta meniti di batang licin,” katanya dengan logat khas melayu nya.
Oleh karena itu, Mulkan mengingatkan jika terjadi polemik berkepanjangan bisa mengganggu dukungan Hanura terhadap Jokowi dalam pilpres 2019. “Maka dari itu mari berbuat yang terbaik dan bertekad untuk memenangkan Partai Hanura serta mensukseskan Jokowi pada pilpres 2019,” pungkasnya. *mtq.