SwaraSenayan.com. Partai Hanura NTB kembali mempertegas eksistensinya di pulau seribu masjid. Berbasis dukungan dari Ormas terbesar di NTB, Hanura kian mantab melangkah memasuki tahun pollitik.
Dibawah kepemimpinan H. Syamsu Rijal, SH., MM. pengurus dan kadernya selalu digelorakan semangat untuk memenangkan hati rakyat.
“Jangan pernah berpikir untuk mundur. Ketika kita sudah berani mengambil keputusan untuk memulai, perjuangan bersama Partai Hanura beranilah menyelesaikannya sampai finish untuk meraih kemenangan,” kata Rijal usai berbuka bersama 558 penghafal Al Qur’an di Ponpes Syech Zainuddin Abdul Majid Anjani Lombok Timur NTB hari ini, Sabtu (2/5/2018).
Bangun lagi, bangkit lagi dan tetaplah semangat, begitu dia tak henti memompa semangat kader Hanura NTB yang diharapkan juga menginspirasi daerah lainnya secara kolektif di seluruh penjuru nusantara.
“Istirahat boleh, menyerah jangan, apalagi putus asa,” seru Rijal.
Rijal juga menegaskan, bahwa kesuksesan tidak datang dengan cara yang mudah dan nyaman, melainkan penuh tantangan bahkan terkadang dilengkapi rasa perih yang nenyayat.
“Tempaan itulah yang akan membuat kita menjadi kuat,” katanya.
Hanura NTB siap bekerja mansosialisasikan partai dan meraih dukungan publik. Optimisme Rijal karena melakukan pendekatan dengan ormas terbesar di NTB, Nahdlatul Wathan (NW).
“Salah satu fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen anggota. Karena rekrutmen yang memiliki basis massa,, maka akan mempercepat kerja politik untuk memassifkan dukungan ke Hanura,” paparnya.
Rijal merupakan keluarga besar dari pahlawan nasional Maulanassyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid, Pendiri NW. Dia mengaku akan masuk ke pesantren sebagai basis dukungan massa.
“Hanura harus selalu hadir di tengah masyarakat, khususnya pesantren. Harus terus aktif mendekatkan diri ditengah warga masyarakat. Gak boleh tidur, harus kerja terus untuk menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat,” ujar Rijal.
Jika kader melakukan kerja politik, maka akan membentuk militansi. Yang tentunya setelah militansi kader terbentuk, untuk menggerakkan partai secara massif diperlukan dukungan finansial.
“Kami tidak setuju bahwa faktor finansial ini dikedepankan, tapi mengabaikan militansi kader,” tegas Rijal.
Karena itu, sikap militan kader perlu diikuti dengan pemberian sistem insentif berupa dukungan finansial yang akan memassifkan gerakan politik Hanura agar sesame kader saling membahu-membahu.
Dari kerja kolektif berbasis jaringan pesantren ini, Rijal meyakini Hanura NTB akan memperkuat identitas Hanura sebagai partai yang bercirikan nasional religius.
“Lombok dikenal sebagai pulau seribu masjid. Begitu pula Hanura NTB akan memperkuat identitas Hanura tidak hanya sebagai partai nasionalis, tapi juga sebagai partai religius,” pungkasnya. *MTQ