Oleh: Burhan Rosyidi
SwaraSENAYAN.com. KLIK POLITIK ini, kebetulan, mayoritas memang berasal dari etnis Cina. Sentimen SARA memang sering digunakan oleh Klik itu di dalam program taktis untuk memastikan situasi tetap terjaga senantiasa berada di dalam kepentingannya.
Namun, perlunya Klik itu membangun diri menjadi penguasa uang di Indonesia tidak ada urusannya dengan kepentingan berbasis sentimen SARA.
Lewat konspirasi BLBI, menggunakan penguasa Orde Baru, Klik itu membangun diri menjadi penguasa uang di Indonesia dalam rangka upaya menguasai seluruh sumberdaya ekonomi di Indonesia untuk memastikan bahwa setiap kekuasaan yang muncul di Indonesia akan terkendali senantiasa berada di dalam kepentingan dari Klik termaksud itu.
Jadi, konspirasi BLBI itu, tidak lah hanya sekadar masalah pidana, apa lagi hanya sekadar masalah perdata.
Tapi, pada dasarnya, lebih merupakan MODUS POLITIS berbasis ekonomi untuk membangun penguasa uang di Indonesia.
Hingga hari ini, adalah sebuah realitas bahwa negeri kita ini praktis full sudah dalam cengkraman para penguasa uang termaksud, yang ALUMNI BLBI sebagai tulang-punggungnya.
Para penguasa uang termaksud itu senantiasa siap menempatkan diri sebagai buffer bagi Kapitalis Global dalam rangka upaya-upayanya mendominasi sumberdaya untuk diperlakukan secara eksploitatif.
Dan sekarang ini, sementara konspirasi BLBI, yang tingkatannya sudah merupakan konspirasi subversif itu, belum juga tersentuh hukum, tetapi para Alumninya, yang menjadi tulang punggung para penguasa uang di Indonesia, malah makin mantap dan berani terbuka konsolidasi membangun sebuah Klik politik.
Yang mana, Klik politik termaksud itu, dengan segala macem manuver, senantiasa berupaya memastikan setiap kekuasaan yang berkembang di Indonesia agar terjaga tetap terkendali berada di dalam kepentingannya.
Segala macem manuver itu lah yang selama ini, pada dasarnya, merupakan sumber masalah dari segala macem masalah yang merongrong RI, baik sebagai bangsa merdeka maupun sebagai negara berdaulat.
Oleh karenanya lah, keberadaan RI pun, baik sebagai bangsa merdeka maupun sebagai negara berdaulat, hingga hari ini tidak pernah sempurna seperti yang diamanahkan Pembukaan UUD 1945.
Dan lepas dari salahnya sendiri mau dikuasai oleh nafsu berkuasa, para elite politik kita hanya lah sekadar pelengkap penderita yang dijadikan tumbal di setiap manuver dari Klik politik termaksud itu. ■mtq
Ooh, BI ku sayang, BI Ku Malang
640 trilyun, seumur hidup kami belum pernah liat tumpukanya, ?! Kalau dimuat kontainer pecahan @ Rp,10,000,”= berapa kontainer ya?!
Luar biasa maling pintar bergerombol ini,
Beda nya sama maling ayam apa coba?!
Kalau maling ayam, mencuri u mengisi perutnya,!” kalau maling pintar, mencuri untuk mengisi perut banyak kroninya!”