oleh: Djoko Edhi Abdurrahman
SwaraSenayan.com. Main-main dengan Ahok, kini masalahnya mendunia, mondial. Luar biasa Ahok. Hari ini, orang berdemo di Amerika, di depan gedung putih untuk membubarkan FPI dan menghujat intoleran.
Ada yang aneh. Jika tak salah dalam pidato Wapres US kemarin akan memusuhi Islam dan menghabisi Mujahidin yang lagunya Syariat Islam. Tak disebut teroris. Dalam pada itu, bulan depan Raja Salman Saudi bertandang ke Indonesia selama sepekan untuk bertemu Habib Rizieq.
Jadi, ada Raja Saudi Wahabi pemimpin Koalisi Arab yang akan ditinggalkan Donald Trump, ada Xi Jinping (Presiden RRC) yang telah mengubah UU Proteksi Cina untuk melindungi etnis Cina di Indonesia, ada US yang anti Islam dan perang proxy dengan US. Kian dahsyat saja api yang dinyalakan Ahok.
Nah lu, dinikmati saja: api Ahok kini membesar dan segera membakar seluruh rumah. Mestinya padamkan api ketika masih kecil. Sekarang sudah terlanjur membesar dan sulit dipadamkan. Siap-siap kebakaran besar. Saya tak yakin Tito Karnavian mampu memadamkan kebakaran tersebut, karena militer setengah hati.
FPI sudah bermutasi menjadi gerbong Islam tanpa sekat sekat primurdialisme Islam. Ahok juga sudah bermutasi menjadi kekuatan Cina dan Kristiani dalam gerbong nasionalis kiri. Tak ada jalan mundur bagi keduanya. Mundur berarti mati!
Tampaknya, baik nasionalis kiri maupun nasionalis kanan sudah bertransformasi menjadi ultra nasionalis. Ini bom waktu yang dahsyat.
Masalahnya tak ada pihak ketiga yang cukup kredibel untuk mempertemukan kedua paksi ultra ini guna melakukan rujuk nasional.
Tokoh-tokoh panutan sudah melebur ke dalam dua paksi tersebut. Resiko terbesar adalah punahnya demokrasi, negara kembali ke titik nol. *SS