SwaraSenayan.com. Sungguh Pendiri Negeri ini sangat bijak dan waspada, tidak main-main dalam mempersiapkan negeri ini kelak menjadi Mercu Suar Dunia.
Posisi strategis, sumberdaya alam yang melimpah, dilalui 4 selat besar dunia, merupakan potensi yang bila ditangani secara tepat, Indonesia menjadi negara besar dan kuat yang mampu mempengaruhi / mengendalikan kawasan Asia Pasifik.
Demikian disampaikan Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, (Mantan KSAL), sebagai KeynoteSpeaker pada acara Konsolidasi Kebangsaan, yang dihadiri dari komponen mahasiswa, pemuda dan pekerja, diselenggarakan oleh BEM Bekasi Raya, SPSI Bekasi, dan Pancasila Center di Aula Patriot Pemkot Bekasi (3/5/2016).
Lanjut Slamet Soebijanto, potensi ini didirikan dan ingin dimiliki oleh kekuatan dunia, maka mereka tidak segan-segan gunakan segala cara untuk menguasai Indonesia. Sebagai Negara yang terbentuk bangsanya lebih dahulu dengan landasan nilai-nilai (Pancasila), maka yang dihancurkan adalah nilai-nilainya yaitu Pancasila dengan UUD 1945.
Kalau diproyeksikan secara matematik, Pancasila adalah sumbu tegak (X), UUD 1945 adalah sumbu datar (Y) dan Resultantenya adalah NKRI. Dengan demikian kalau kedua sumbu tadi hancur, maka secara de facto NKRI sudah tidak ada.
“Nilai-nilai Pancasila adalah nilai kebenaran asli bangsa Indonesia, nilai-nilai kebenaran berdasarkan kebenaran agama, kebenaran berdasarkan kebenaran ilmu, kebenaran berdasarkan kebenaran rasa persatuan, kebenaran berdasarkan kebenaran etika budaya bangsa, dan kebenaran berdasarkan kebenàran profesi, sekarang sudah BERUBAH menjadi bangsa materialistis, tidak beradab,” tegas Slamet.
Benàr yang disampaikan Lord Macaulay dalam pidatonya di Parlemen Inggris, ” Barat tidak akan bisa mengalahkan / menguasai, kecuali menghancurkan dulu nilai-nilai luhur yang jadi pegangan hidupnya.”
Kecantikan negeri ini, membuat 3 Presiden AS membuat pernyatan yang intinya Indonesia harus dikuasai, dikendalikan dan dikeruk kekayaannya. Apa yang harus dilakukan? Awal Orde baru, dengan para Ekonom Berkeley, ekonomi kekeluargaan secara pelahan dan pasti dibawa / disimpangkan jadi persaingan, TNI dilemahkan, media mulai dikuasai dan media adalah senjata untuk menghancurkan nilai-nilai bangsa kita. ■mtq