
SwaraSenayan.com. Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan draf Keputusan Presiden terkait pendirian Universitas Islam Internasional di Indonesia. Pendirian universitas Islam bertaraf internasional itu dimaksudkan untuk memperkenalkan peradaban Islam di Indonesia ke dunia internasional.
Nantinya universitas itu tidak hanya mendalami studi ke-Islaman, tetapi sekaligus memberikan kontribusi positif dalam penataan peradaban dunia. Keberadaan universitas tersebut nantinya dapat menjadi pusat penelitian bagi ilmu ke-Islaman dengan melibatkan akademisi dari Indonesia dan luar negeri.
Terkait hak tersebut, menurut Karman BM selaku Ketua Umum PP GPII menyatakan harus mendukung dan berbangga kalau itu bisa terealisasi.
“Selama ini kita berfikir bahwa belajar Islam harus ke timur tengah. Tapi kita tidak sadar bahwa Islam yang kita praktekkan ini sedang menjadi contoh di belahan dunia,” ujar Karman kepada SWARA SENAYAN (10/6/2016).
Menurut Karman, Indonesia menjadi role model keharmonisan dalam menerapkan nilai-nilai Islam sekaligus dalam praktek berbangsa dan bernegara secara damai dan toleran. Islam bisa sejalan dengan nilai-nilai demokrasi.
“Dengan adanya kampus Islam yang bertaraf internasional tersebut, kita akan mengekspose kearifan Islam Nusantara ke seluruh penjuru dunia. Kita tunjukkan, Indonesia bisa menjadi kiblat dan pusat alternatif peradaban Islam dunia,” kata Karman.
GPII sangat mendukung pendirian universitas bertaraf internasional karena selama ini kita membaca Indonesia lewat tulisan orang asing, padahal banyak doktor asing melakukan riset di Indonesia. Oleh karena itu, sekarang kita menjadikan Indonesia sebagai kiblat studi.
Pemerintah menargetkan perguruan tinggi tersebut dapat mulai beroperasi paling cepat tiga tahun mendatang, dengan target awal mahasiswa sebanyak 2.000 orang. Perguruan tinggi ini hanya untuk program pascasarjana dan pusat penelitian Islam, sekaligus terdapat apartemen untuk dosen serta asrama mahasiswa. Sementara lokasi kampus akan dibangun di kawasan pinggiran Jakarta. ■mtq