SwaraSenayan.com – Kemenangan koalisi partai oposisi dalam Pilihan Raya (Pemilu) Malaysia pada Rabu (9/5/2018), yang mengantarkan Datok Mahathir Mohamad kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia di usia 92 Tahun, mengundang reaksi positif dari masyarakat Indonesia.
“Penyelenggaraan Pemilu Malaysia yang berlangsung aman dan damai itu semoga berdampak positif bagi penyelenggaraan Pemilu Indonesia yang akan berlangsung 2019 mendatang,” ujar Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma.
Lieus menyebut, sebagai saudara terdekat, Forum Rakyat selalu mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam proses suksesi kepemimpinan di negara tetangga itu.
“Kita surprise juga ketika mengetahui Datok Mahathir Mohamad yang memimpin koalisi Pakatan Harapan dan sudah berusia 92 tahun, ternyata mampu mencetak kemenangan bersejarah di Pemilu Malaysia 2018 itu,” katanya.
Seperti diketahui, koalisi partai oposisi pimpinan Mahathir berhasil menumbangkan dominasi Barisan Nasional yang sudah memerintah Malaysia selama 60 tahun dengan memenangkan 115 kursi parlemen.
Hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum Malaysia memperlihatkan aliansi gabungan oposisi Pakatan Harapan dan satu partai di negara bagian Sabah meraih 115 kursi parlemen atau melewati ambang mayoritas 112 kursi. Jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk menyusun pemerintahan baru.
Dengan kemenangannya itu, Mahathir Mohamad akan menjadi perdana menteri tertua tidak hanya di Malaysia tapi juga di dunia. Dikabarkan Mahathir akan didampingi Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Ismail yang merupakan isteri dari Anwar Ibrahim.
Terlepas dari dinamika yang terjadi dalam Pemilu di Malaysia itu, Lieus berharap partai-partai oposisi di Indonesia hendaknya belajar dari apa yang terjadi pada Pemilu Malaysia tersebut. “Jika ingin merebut kekuasaan, partai-partai oposisi di Indonesia harus belajar dari Mahathir, terutama tentang bagaimana mempersatukan diri demi meraih tujuan yang sama,” kata Lieus.
Sebab, kata Lieus, bagaimanapun kemenangan pihak oposisi ini tidak bisa dilepaskan dari peran Mahathir Mohamad sebagai tokoh kharismatik dalam sejarah politik di Malaysia.
“Mahathir berhasil meyakinkan rakyat Malaysia untuk berani melakukan perobahan bersama calon-calon anggota parlemen yang berasal dari koalisi Pakatan Harapan,” katanya.
Menurut Lieus, koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Dr. Mahathir Muhammad terdiri dari berbagai partai dan tidak ada yang berada dalam posisi dominan. “Mereka bergerak dalam satu kemitraan yang sejajar dan seimbang,” ujarnya.
Kemitraan yang sejajar dan seimbang itulah, kata Lieus, yang perlu dicontoh partai-partai oposisi Indonesia jika ingin memenangkan Pemilu dan Pilpres 2019 mendatang.
“Selama masih ada partai yang merasa mayoritas dan dominan, selama itu koalisi tidak akan pernah bisa terbangun dengan baik,” katanya. *SS