SwaraSENAYAN.com. Ditengah melempemnya generasi muda atas gempuran faham hedonisme, pragmatisme dan narsisme yang serba instan, harus ada upaya untuk memperkuat karakter dan jati diri bangsa Indonesia pada generasi muda melalui pendidikan.
Semua sektor pendidikan baik formal maupun informal harus menyusun kurikulum yang seimbang untuk membangunkan jiwa, artinya pendidikan mental spiritual. Termasuk didalamnya pendidikan Adat dan Budaya yang mempunyai nilai-nilai Agama dengan pendidikan yang membangunkan badannya / jasmani, bidang Ekonomi, Iptek, Sosial, Politik dan lain-lainnya.
Demikian disampaikan Suttan Dipuncaknur Drs. Mawardi, MSi. Pembina Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI) Prov. Lampung kepada SwaraSENAYAN (25/3).
“Khusus dibidang Adat dan Budaya, leluhur kita mewariskan Budaya Maritim yang ramah dengan sesama manusia, lingkungan Alam Semesta dan menyatu dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, harus kembali diaplikasikan untuk menuju Indonesia Raya,” kata Suttan.
Suttan menambahkan, bahwa budaya kontinental yang dibawa oleh Barat telah menghancurkan Bangsa Indonesia dalam penjajahan yang panjang harus kita catat betul untuk kembali kepada Jati Diri Bangsa Indonesia.
Menyikapi hal ini, PCTAI telah menyampaikan Rancangan Kurikulum Pendidikan kepada Kementerian Pendidikan yang menyatukan antara kemampuan spritual dan intelektual bagi setiap anak bangsa yang akan kita sempurnakan terus supaya mendapat hasil yang optimal.
Kejayaan bangsa Indonesia pada masa Kedatuan Sriwijaya dan Kprabuan Majapahit tidak boleh surut pada masa yang akan datang, justru sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 alinea 4, harus menjadi juru perdamaian dunia yang abadi. ■mtq