SwaraSENAYAN.com. Pedagang Kaki Lima (PKL) di seluruh Indonesia kini sudah memakai seragam dan berpenampilan rapi. Dengan mengenakan seragam PKL itu sangat bermakna untuk mengangkat harkat dan martabat kemanusian PKL yang selama ini jadi objek gusuran.
“Pencanangan seragam PKL akan mematri kebanggaan diri sebagai pedagang yang bermartabat, sekaligus sebagai penguatan identitas memupuk solidaritas, kesatuan dan persatuan sesame pedagang kaki lima,” demikian disampaikan dr. Ali Mahsun Ketua Umum DPP APKLI kepada SwaraSENAYAN disela Pencanangan Seragam PKL Indonesia di Gelora Bung Karno Jakarta (4/4).
Pencanangan seragam ini menurut Ali akan menumbuh kembangkan rasa cinta dan bangga kepada tanah air Indonesia. Seragam PKL juga dapat mendongkrak daya saing PKL menghadapi pasar bebas dunia, tak terkecuali era MEA saat ini. Disamping itu, lapak PKL juga harus bersih, indah dan eye catching. Barang, makanan dan minuman yang dijual PKL harus dijamin sehat, higienis, berkualitas dengan harga terjangkau.
“Rasanya maknyuuus tapi harga kaki lima. PKL yang laki-laki harus ganteng dan yang perempuan harus cantik, tak boleh lagi ada PKL yang kumuh,” himbau Ali.
Dalam kesempatan tersebut, DPP APKLI mendaulat Menpora Imam Nahrawi sebagai Dewan Kehormatan APKLI. Menpora melakukan pencanangan seragam PKL Indonesia dengan jargon nasional “PKL INDONESIA SANG JUARA”.
“Dimana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja PKL harus unggul, PKL harus juara, PKL harus antarkan Indonesia jadi sang juara,” demikian penggalan sambutan Ali Mahsun.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, seusai dinobatkan sebagai Dewan Kehormatan APKLI menegaskan komitmennya akan memberikan ruang lebih besar kepada para pedagang kaki lima (PKL) untuk bisa berjualan di areal lapangan sepak bola dan kawasan olahraga lain di seluruh Indonesia.
Komitmen tersebut disampaikan Menpora seusai mencanangkan Seragam PKL Indonesia – Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) dihadapan ratusan PKL GBK Jakarta.
Menurut Imam, penataan PKL di areal lapangan bola sangat penting untuk mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat kecil. Nantinya diberlakukan di 1.000 stadion sepak bola yang akan dibangun di seluruh Indonesia. Selain dapat membuat penataan yang lebih rapi dan eye catching, pengamanan di ruang lingkup stadion akan lebih terkontrol.
Hal ini, menurutnya karena nanti semua PKL sudah terdata dan terkontrol saat melakukan aktifitas jual belinya. Dengan 1.000 lapangan sepak bola baru, hal ini otomatis akan menambah lapangan pekerjaan baru. Karena saat lapangan itu dibuka, selain menambah jumlah karyawan untuk merawatnya, ratusan pedagang kaki lima pasti akan masuk di dalamnya. Ini harus diatur dengan baik.
“Penataan PKL juga akan dilakukan di kawasan olahraga lain di seluruh Indonesia,” kata Imam Nahrawi lelaki asli Bangkalan Madura Jawa Timur. ■ss