SwaraSenayan.com. Belum lama ini, dan masih menancap diingatan seluruh bangsa Indonsia, tepatnya rabu tanggal 16 Desember 2015 lalu, Ketua DPR RI Setya Novanto mengundurkan diri karena diduga kuat melanggar kode etik terlibat kasus Mega Skandal Freport yang popular dengan “Papa Minta Saham”.
Kini, lembaga yang terbentuk melalui hasil perombakan UUD tahun 2002, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) turut tercoreng mukanya akibat ketua nya tertangkap tangan KPK pada sabtu dini hari (17/9/2016). Ketua DPD RI Irman Gusman diduga terlibat kasus skandal suap izin kuota impor gula.
“Sungguh sangat tragis, sangat pahit bahkan wajah ibu pertiwi semakin bopeng oleh ulah ketua kedua lembaga perwakilan rakyat di parlemen,” ujar dr. Ali Mahsun, M. Biomed Ketua Umum DPP APKLI kepada SWARA SENAYAN (18/9/2016).
Lanjut Ali, Ketua kedua lembaga tinggi negara hasil pemilu legislatif 2014, DPR dan DPD tersandung skandal dan nasib jabatannya harus berhenti. Menurutnya, hanya bersisa satu hasil Pemilu 2014 yang belum tersandung kasus, yaitu Presiden RI Joko Widodo dan Wapres RI Jusuf Kalla.
“Walau pemerintahan Jokowi sudah sering nabrak undang-undang dan konstitusi negara RI. Tata kelola bangsa negara Indonesia makin carut marut, makin sering menanggalkan pada amanat dasar negara RI yaitu semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila dan konstitusi negara RI UUD 1945,” tegas Ali.
Bahkan secara kasat mata, Ali juga menyorot tata kelola bangsa negara Indonesia yang mengalami kelumpuhan total (total paralise) dan dikendalikan sepenuhnya oleh kekuatan bangsa asing. Air mata Indonesia makin deras aliri setiap relung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diseluruh pelosok tanah air.
Saat ini rakyat Indonesia makin miskin, dimata Ali Mahsun, bangsa ini makin tertinggal bahkan sebentar lagi jadi jongos bangsa asing. Disamping itu, negara RI ini sudah diambang kebangkrutan. Tak ada jalan lain kecuali negara RI, dalam hal ini Pemerintah RI wajib hadir untuk melindungi segenap tumpah darah dan bangsa Indonesia.
“Negara harus benar-benar melindungi pedagang kaki lima, ekonomi rakyat dan bangsa Indonesia, serta kembalikan kedaulatan ekonomi bangsa dari cengkraman bangsa asing. Negara RI juga wajib hadir segera kembalikan aset ekonomi dan kekayaan sumber daya alam yang kini dikangkangi kekuatan bangsa asing,” ujar Ali
Ali beserta jajaran pengurus pedagang kaki lima menyeru kepada pemerintah, jika pemerintahan Jokowi-JK tidak berkenan dan atau tidak mampu, demi tegaknya Indonesia sebagai Negara-Bangsa yang merdeka dan berdaulat. “Jokowi-JK lebih baik segera mengundurkan diri sebelum Indonesia hancur dan masuk tenggalam kedalam dasar lautan, tinggal nama dalam sejarah peradaban dunia,” tambah Dokter Ali Ketua Umum Presidium Sekber Indonesia berdaulat.
Indonesia negara bangsa besar, kaya raya dan strategis, tapi kini menurut Ali mendadak jadi kerdil, miskin dan terbelakang akibat distorsi pengelolaannya. Terus menerus digerogoti “pelacuran anak bangsa sendiri” dan penggadaian negeri ke bangsa asing. Rakyat, bangsa dan negara Indonesia selalu menjadi korban. Kini, Indonesia diujung tanduk, segera hancur jika tidak segera diselamatkan.
“Tak ada jalan lain, semuanya sudah alami kelumpuhan total, kecuali segera selamatkan Indonesia, segera revolusi Indonesia kembalikan Indonesia sebagai Negara-Bangsa Merdeka dan Berdaulat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Apapun resikonya, rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas, APKLI dan PKL bersama rakyat Indonesia segera lakukan penyelamatan Indonesia”, pungkas Ali dokter berkumis eksentrik asli Mojokerro Jawa Timur Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI 1995-1998. ■MTQ