Gemar Melakukan Penggusuran, Ahok Telah Merusak dan Menghina Nilai-nilai Kemanusiaan

oleh -226 Dilihat
oleh
banner 468x60

penjaringanSwaraSENAYAN.com. Berikut adalah laporan hasil observasi M. Hatta Taliwang Direktur Eksekutif Institut Soekarno Hatta (ISH) saat turun ke lokasi tempat penggusuran kampung akuarium dan sekitarnya di Luar Batang Penjaringan Jakarta Utara, pada hari Selasa tanggal  19 April 2016, dari jam  11.00 sampai 13.30 wib.

Menurut observasi Hatta, dia mencatat data-data sebagai berikut:

banner 336x280
  1. “Manusia Perahu” lebih kurang 112 jiwa diatas 36 perahu.Mereka ex-penghuni yang digusur.
  2. “Manusia Puing” tidak tentu jumlahnya, tidur malam diatas puing-puing reruntuhan gusuran.
  3. “Manusia Numpang”, mereka tidur di  mesjid atau bangunan dekat mesjid lebih kurang 385 KK atau sekitar 1.000 jiwa. Mereka umumnya ex-penghuni di lahan yang digusur.
  4. Yang disalurkan atau ditampung di Rusunawa lebih kurang 200 KK dari yang kontrak ditanah yang digusur.

Hatta juga menyayangkan sekali bahwa persoalan kemanusiaan ini sangat serius bagi sebuah bangsa yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang beradab. “Terlepas dari alasan hukum mereka digusur, Ahok telah merusak dan menghina nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.

Penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tersebut, menurut Hatta bisa dilihat dari:

  1. Proses penggusuran tidak menunggu sampai anak-anak sekolah yang 300 orang selesai mengikuti ujian.
  2. Tidak diberikan semacam bantuan atau uang kerohiman sebagai manusia yang telah tinggal turun temurun di kawasan tersebut. Bahkan diduga sudah seratusan tahun.
  3. Tidak dipikirkan dampak terhadap mata pencaharian dan pekerjaan mereka.
  4. Bagi yang disalurkan ke Rusunawa banyak implikasi psikologis sosial dan ekonomi yang berat yang mereka terima.
  5. Bagaimana kelanjutan hari depan ribuan jiwa yang terlantar itu? Tak mungkin mereka terus-menerus jadi tunawisma dan hidup dari belas kasihan orang lain.
  6. Aparat Kelurahan dan Pemerintah umumnya tak ada yang berani ambil inisiatif membantu masalah kemanusiaan tersebut karena takut pada perintah Ahok agar tidak menangani korban. Korban dan Rakyat disekitarnya akhirnya memutuskan tidak akan mau menerima bantuan Pemerintah dan hanya menerima bantuan dari nonpemerintah. FPI sudah mendirikan POSKO dan banyak membantu warga disana.

Karena itu, Hatta Taliwang mendesak untuk menangani persoalan sebagai berikut:

  1. Biaya pendidikan dan ujian bagi anak-anak yang ortunya jadi korban.
  2. Kebutuhan mereka sehari-hari untuk melanjutkan kehidupan terutama sembako.
  3. Karena digusur mendadak dan mereka tak sempat selamatkan perlengkapan sekolah anak-anaknya seperti seragam, sepatu, buku dan pakaian sehari-hari.
  4. Tidak terbayangkan bagaimana mereka hadapi puasa dan perayaan Idulfitri tahun ini.

Sementara ini berkat bantuan masyarakat sekitarnya dan pengurus Mesjid Jami Kramat Luar Batang warga korban gusuran masih  bisa makan dari dapur umum.

“Untuk penggusuran di kampung Luar Batang masih tertunda karena proses advokasi dari Pengacara Yusril Ihza Mahendra masih berlangsung. Spanduk perlawanan dari Luar Batang masih terpampang di sudut-sudut kampong,” tutur Hatta Taliwang.

Besok hari Rabu (20/4/2016) tepat pukul 13.00 akan ada rapat akbar di halaman Mesjid Jami Luar Batang dengan orasi dari Tokoh-tokoh Nasional melawan penggusuran semena-mena dan reklamasi ilegal. ■mtq

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.