SwaraSenayan.com. Akhirnya Komjen Tito Karnavian diajukan ke DPR sebagai calon bakal Kapolri untuk menggantikan Badrodin Haiti oleh Presiden Joko Widodo. Tentu saja ini bukan keputusan yang gampang dan biasa yang diambil oleh Presiden Joko Widodo.
Apalagi pencalonan Tito Karnavian tidak melalui proses sidang Wanjakti dan Kompolnas untuk diajukan kepada Presiden. Jelas ini sebuah keputusan yang berani dan cerdas dari seorang Jokowi untuk menggunakan hak preogratifnya secara konstitusional.
“Inilah yang sebenarnya masyarakat inginkan cara Jokowi dalam mengambil keputusan tanpa melalui kompromi ala dagang sapi,” ujar Arief Poyuono Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra kepada SWARA SENAYAN (16/6/2016).
Menurut Poyu, sapaan akrab Arief Poyuono, dengan diajukannya Tito Karnavian membuktikan bahwa Wanjakti Polri dan Kompolnas sudah tidak dipercaya oleh Jokowi sebagai penjaring bakal calon Kapolri sebab pengalaman tentang pengusulan Komjen Budi Gunawan (BG) yang melalui Wanjakti dan Kompolnas dan disetujui Jokowi membawa blunder besar bagi Jokowi saat itu, walaupun BG adalah korban dari grup yang tidak menginginkan BG sebagai Kapolri dengan menggunakan tangan KPK.
Tetapi, menurut Poyu masih ada yang harus ditanyakan nanti kepada Tito Karnavian oleh DPR saat fit and proper test yaitu tiga hal yang akan ditanyakan pada Tito Karnavian, sebagai berikut:
- Atas dasar apa 26 aktivis buruh dilakukan pemeriksaan dan diproses hukum saat aksi Oktober 2015lalu?
- Apakah Sdr Komjen Tito Karnavian menerima uang dari Labora Sitorus sebesar 600 juta pada tahun 2013?
- Sejauh mana Sdr Tito Karnavian dekat dengan Muhammad Reza Chalid dalam kasus ‘Papa Minta Saham’, terutama dalam Pemenangan Pilpres 2014 di papua yang syarat kecurangan dengan kemenangan telak Jokowi-JK?
Gerindra tentu saja akan mengajukan ketiga pertanyaan tersebut pada Tito Karnavian nanti melalui perwakilan di DPR. Karena itu, Poyu menegaskan bahwa kemampuan untuk memimpin institusi Polri memang tidak diragukan lagi dengan berbekal pendidikan yang mumpuni. “Jika Tito jujur, dan berani jujur itu hebat karena itu modal untuk pemimpin,” ujarnya.
Dengan diajukannya Tito, Poyu melihat makin jelas warna Jokowi bahwa bisa saja nanti Tito Karnavian dipinang Jokowi sebagai Cawapres nya pada Pilpres 2019 nanti dibandingkan memilih Gatot yang saat ini menjabat Panglima TNI, apalagi kendaraan parpol sudah siap yaitu Golkar, yang Ketumnya juga ada dalam episode ‘Papa Minta Saham’.
“Harapan Gerindra semoga Tito mulus-mulus saja untuk memjabat sebagai Kapolri tanpa ada kegaduhan, asal jujur nanti dalam menjawab tiga point tersebut,” pungkasnya. ■mtq