Rakyat Butuh Ratusan Lagi Anggota DPR Seperti Fahri Hamzah

Ayo Berbagi!
Karman BM, Ketua Umum PP GPII
Karman BM, Ketua Umum PP GPII

SwaraSENAYAN.com. Datang, Duduk, Diam, Dengar, Duit (5D) adalah prototype anggota DPR era orde baru. Mendambakan sosok anggota DPR yang lantang berteriak terhadap pemerintah adalah harapan rakyat. Sehingga pemerintah sebagai eksekutif benar-benar melayani rakyat melalui kebijakan yang pro rakyat, bukan malah menjalankan agenda cukong-cukong demokrasi.

Sosok yang lantang tersebut, kini malah menuai pemecatan ditengah melempemnya konfigurasi DPR yang nyaris tak bersuara kritis terhadap pemerintah. Adalah Majelis Tahkim (mahkamah partai) PKS telah memutuskan menerima rekomendasi BPDO yaitu pemberhentian Fahri Hamzah dari semua jenjang keanggotaan PKS.

Ketika dihubungi SwaraSENAYAN (3/4), Fahri Hamzah hanya mengatakan ketidak pahamannya soal pemecatan dirinya. “Belum paham,” jawabnya singkat.

Sosok Fahri Hamzah memang terkenal kritis terhadap KPK. Kini, ketika KPK sedang disorot untuk menuntaskan kasus sumber waras yang patut diduga kuat melibatkan Ahok, malah menjawabnya dengan melakukan operasi tangkap tangan kepada Sanusi anggota DPRD Jakarta.

Menanggapi pemecatan Fahri Hamzah, dimata aktivis kepemudaan sosok Fahri adalah ideal bagi anggota DPR yang kritis terhadap pemerintah.

“Saya tentu tidak punya kompetensi secara langsung untuk mengomentari pemecatan Fahri Hamzah dari PKS dan Wakil Ketua DPR RI. Sebagai aktifis kepemudaan saya merasa ada ancaman serius bagi pembangunan demokrasi yang sehat,” ujar Karman BM Ketua Umum PP GPII kepada SwaraSENAYAN (4/4).

Sosok Fahri dimata Karman adalah sosok ideal sebagai wakil rakyat, karena sejalan dengan tugasnya dalam melakukan check and balances di saat kebijakan pemerintah memang harus dievaluasi dan dikritik. Disaat anggota dewan lainnya sibuk dengan konflik partainya, Fahri hadir dengan kritik tajamnya. Di saat rakyat menganggap DPR mementingkan perutnya sendiri, Fahri menepisnya.

“Fahri Hamzah dengan sekian kontroversinya, adalah model anggota legislatif yang memainkan fungsi kontrolnya dengan benar,” tegas Karman. yang secara kebetulan lahir dari kampung yang sama, Nusa Tenggara Barat.

Karman tidak mau berspekulasi ada motivasi politik kotor istana yang menempatkan Fahri sebagai  korban manuver jelang reshufle atau spekulasi lainnya di belakang pemecatan Fahri.

“Saya ingin katakan, rakyat butuh ratusan lagi anggota DPR seperti Fahri, yang lantang menyuarakan kebenaran dan lugas memperjuangkan kepentingan rakyat,” tegas Karman.

Menurutnya, demokrasi akan menjadi lebih baik ketika anggota parlemennya seperti Fahri. Mestinya PKS, sebagai partai yang lahir dari rahim reformasi, berbangga memiliki kader Seperti Fahri Hamzah.

“Putusan Majelis Tahkim partai bukan wahyu, masih bisa dirubah. Harapan saya itu bisa dilakukan evaluasi. Harusnya bangga PKS memiliki kader sehebat Fahri Hamzah,” demikian harapan Karman. ■mtq

Ayo Berbagi!