Permohonan Seorang Prajurit Tua

Ayo Berbagi!
Taufikurrahman Ruki
Taufikurrahman Ruki

“MARI BOENG REBUT KEMBALI!!”

SwaraSENAYAN.com. Sebagai seorang abdi negara yang sudah madek kepanditan setelah bekerja secara paripurna selama 46 tahun, sehingga mendapat anugrah Bhayangkara Utama dan Mahaputra Adhipradana, saya ingin mengatakan kepada para Ksatrya, para Bhayangkara negara, para Abdi Negara yang begitu perkasa dan para Cerdik Cendikia serta kaum Bijak bestari di negeri tercinta ini.

Tidak kah adinda menyadari betapa parahnya kerusakan yang telah melanda negeri tercinta ini.
Tidak kah adinda merasakan ekspresi dan sinar mata penderitaan rakyat dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali.

Adinda, kemana itu keberpihakan kita kepada rakyat dan kaum melarat, kemana perginya itu doktrin “Dwiwarna Purwa Cendikia Wusana”, dimana sekarang berada, itu tekad “Padamu Negri Kami Berbakti, Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami”.

Adinda, negeri ini sudah dikuasai para Komprador, Traitor dan Koruptor yang merampas hak-hak bangsa ini untuk hidup sejahtera. untuk diperlakukan secara adil dan bermartabat serta untuk berdaulat di negeri tempat darah dan air mata para founding fathers tercinta tertumpah di tanah pusaka kita dan keturunan kita, warisan dari nenek moyang kita.

Negeri ini sudah dibawa jauh menyimpang dari tujuan awal pembentukannya walaupun namanya masih NKRI. Undang-undang dasarnya sudah dipreteli seperti juga mereka lakukan terhadap wilayahnya. Garuda yang jadi Lambang Negara sudah disebut “bebek nungging” sehingga tidak lagi seperti Garuda yang dengan gagahnya mencengkram sesanti Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila sebagai Dasar Negara pun sudah berubah menjadi pilar negara. Saya bermohon kepada adik-adikku, sadarlah adik-adikku, bangkitlah adik-adiku.  Haruskah kami-kami  “lengser kepanditan”  untuk memperbaiki negeri tercinta ini, padahal kami yakin seyakin-yakinnya bahwa adik-adikku mampu memperbaiki negeri tercinta ini.

Ingatlah kembali motto kita yang dirilis oleh alm. Gombloh: “Indonesia. Merah darahku, putih tulangku…

Adik-adikku Ibu Pertiwi memanggil adik-adik sekalian, bukan dengan suaranya, karena suaranya sudah terlalu lirih nyaris tak terdengar, tertutup hiruk-pikuk dan gemerlapnya kemewahan harta jarahan. IBU PERTIWI MEMANGGIL dengan AIR MATA dan DARAH nya.

Ahirnya saya ingin menggugah adik-adik dengan mengutip kembali bait dari lagu perjuangan kita. “MARI BOENG REBUT KEMBALI.”

T. Ruki (Mantan Ketua KPK)

Ayo Berbagi!