SwaraSENAYAN.com. Tweetan Yusron Ihza Mahendra yang mendapat tanggapan emosional dari gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ternyata mengundang banyak reaksi. Salah satunya dari tokoh masyarakat Tionghoa Jakarta, Lieus Sungkharisma.
Menurut Lieus, apa yang diungkapkan Yusron dalam akun twiternya itu adalah suatu nasehat yang semestinya ditanggapi dengan rasa syukur dan ucapan terima kasih oleh Ahok. “Mestinya Ahok bersyukur masih ada orang mau mau mengingatkan dia. Bukan malah marah-marah,” demikian Lieus Sungkharisma kepada SwaraSENAYAN (31/3).
Menurut Lieus, Ahok seharusnya introspeksi diri terhadap gaya kepemimpinannya selama ini. Sebab bukan seorang dua orang yang sudah mengingatkan dia tentang gaya kepemimpinannya itu. “Apa yang dikatakan Yusron itu benar. Ahok jangan arogan. Sebab kesombongannya itu bisa merugikan orang-orang Tionghoa lainnya,” kata Lieus.
Lieus menambahkan, seharusnya Ahok membaca sejarah bagaimana dulu orang Tionghoa diperlakukan. Jangan sampai peristiwa seperti di masa lalu terulang lagi karena dipicu oleh sikap arogan seorang keturunan Tionghoa yang kebetulan jadi pemimpin di Jakarta. “Ahok mestinya tau, tak semua orang Tionghoa di Indonesia ini kaya raya dan bisa melarikan diri ke luar negeri kalau terjadi sesuatu seperti di masa lalu,” tutur Lieus.
Oleh karena itulah Lieus berharap Ahok mau merubah sikapnya dan lebih bisa bersikap rendah hati. “Sikap rendah hati itu bukan aib. Tapi mau membuka diri untuk menerima semua masukan dan nasehat. Jangan sombong dan menganggap diri paling hebat. Ingat lho, Ahok bisa jadi gubernur Jakarta karena dia dulu nempel sama pak Jokowi,” kata Lieus lagi.
Menurut Lieus, sebenarnya bukan hanya Yusron yang pernah mengingatkan Ahok soal sikapnya yang arogan dan bisa membahayakan etnis Tionghoa lainnya. Mantan wakil KSAD, Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo juga pernah mengingatkan Ahok soal ini.
“Jadi, Yusron itu tidak rasis. Justru ia mengingatkan Ahok karena jiwa nasionalismenya yang tinggi. Ia ingatkan Ahok agar tidak arogan dan membahayakan keturunan Tionghoa yang lain, yang hidupnya tidak semakmur dan sekaya dia. Apa Ahok lupa sejarah yang terjadi tahun 1965 dan 1998?” kata Lieus sembari berharap Ahok bisa bersikap lebih bijaksana dan tak terus menerus menambah musuh. ■mtq