Oleh: Ronny Basista
(Pengamat Politik dari FISIP Universitas Terbuka)
SwaraSENAYAN.com. Selamat atas kesuksesan Forum Doktor Ilmu Politik UI (FDIP-UI) berdiskusi langsung dengan presiden (28/3).
Forum yang digagas oleh sejumlah lulusan S3 Ilmu Politik UI seperti Frederik Ndolu (Dewan Pengawas RRI/TVRI), Connie Rahakundini (Pengamat Militer), Meita Istianda (Dosen FISIP Universitas Terbuka dan Pengamat Konflik Ulayat), serta lainnya, telah berhasil memperlihatkan eksistensi pertamanya.
Inilah keberhasilan Ilmu Politik. Dalam pertemuan dengan presiden kemarin, kedua belah pihak mendapatkan “keuntungan” dari pertemuan ini. FDIPUI berhasil mengekspresikan gagasannya langsung kepada orang nomor 1 sehingga meneguhkan eksistensi diri dan kelompok. Publikasi media merupakan tonggak awal selanjutnya berkiprah lebih jauh lagi, sebagai analis, narasumber, penasihat, konsultan politik dan seterusnya.
Sementara dari pihak Istana, kedatangan akademisi terutama doktor Ilmu Politik beserta publisitasnya akan meningkatkan legitimasi pemerintah. Legitimasi ini sebagaimana kita ketahui fluktuatif, kadang naik oleh kebijakan populis dan bisa anjlok jika sebaliknya.
Bertemunya kaum akademisi dengan presiden akan dipandang masyarakat bahwa presiden juga mau menyimak pemikiran-pemikiran cerdas, bukan hanya aspirasi rakyat kecil. Saya melihat penasihat politik presiden dalam hal ini Professor Pratikno juga berhasil mengemas acara ini dengan penuh keintiman, plus pengalaman Jokowi dalam diplomasi makan siang waktu di Solo.
Dalam model diplomasi, duduk yang berhadap-hadapan di mana semua kelompok berbaur menunjukkan bahwa Presiden serius mendengar komentar para peserta. Beda, jika pertemuan itu dilakukan sambil duduk di sofa dimana hanya terjadi pembicaraan basa-basi, ataupun duduk berhadap-hadapan di mana setiap baris setiap kelompok, apalagi meja bundar.
Sekali lagi selamat buat FDIP-UI, dan tentu juga untuk Ilmu Politik.