Surat Terbuka Taufiqurrahman Ruki Muncul Karena Elit Parpol Buta dan Tuli

oleh -52 Dilihat
oleh
Lieus Sungkharisma
banner 468x60
Taufiqurrahman Ruki, Didaulat Memimpin Pergerakan "Mari Boeng Rebut Kembali"
Taufiqurrahman Ruki, Didaulat Memimpin Pergerakan “Mari Boeng Rebut Kembali”

SwaraSENAYAN.com. Beredarnya surat terbuka mantan Ketua KPK, Taufiqurrahman Ruki di sejumlah media online, ternyata mengundang banyak reaksi. Sebagian orang menyayangkan kenapa pak Ruki sampai menulis surat seperti itu, tapi sebagian yang lain setuju karena arah dan tujuan negeri ini memang sudah tak menentu.

Menurut Ruki, negeri ini bahkan sudah dikuasai oleh para komparador, traitor dan koruptor yang merampas hak-hak bangsa untuk hidup sejahtera, diperlakukan secara adil dan bermartabat. Karena itu Ruki bertanya; “Kemana perginya keberpihakan kita kepada rakyat dan kaum melarat? Dimana sekarang berada tekad padamu negeri kami berbakti, bagimu negeri kami mengabdi?”

banner 336x280

Ditambahkannya, “Negeri sudah jauh menyimpang dari tujuan awal pembentukannya meski pun masih bernama NKRI. UUD 1945 sudah dipreteli, bahkan burung Garuda yang yang jadi lambang negara sudah disebut Bebek Nungging,” katanya geram sembari menutup suratnya dengan ajakan; “Mari Bung Rebut Kembali.”

Menanggapi surat terbuka Ruki itu, koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungharisma kepada SwaraSENAYAN, mendesak agar elit politik sudi introospeksi diri. “Surat pak Ruki itu tidak akan muncul kalau elit politik di negeri ini terbuka hati nuraninya. Surat itu muncul karena selama ini elit Partai Politik buta dan tuli,” katanya.

Seharusnya, kata Lieus, pejuang seperti pak Ruki itu sudah tinggal menikmati masa tuanya. Tapi karena kondisi bangsa ini tidak juga semakin membaik, orang seperti beliau terpaksa harus turun gunung lagi. “Ini jelas tidak baik. Generasi penerus yang kini memimpin bangsa dan negara ini, yang kini duduk enak menikmati kursi kekuasaan di legislatif, eksekutif dan legislatif, harusnya malu,” ujar Lieus.

Lieus mencontohkan apa yang terjadi di Jakarta. “Lihatlah bagaimana rakyat digusur-gusur atas nama pembangunan yang tak jelas arah dan tujuannya. Hanya demi keindahan kota, rakyat harus digusur dari tempat tinggalnya. Padahal, kalau hanya untuk keindahan, “kan cukup ditata ulang saja? Kenapa orang-orang miskin itu harus digusur dan disingkirkan? Ini karena gubernur Jakarta sekarang sangat berpihak pada kaum kapitalis,” jelas Lieus.

Senada dengan Lieus, budayawan Jaya Suprana pun sangat menyayangkan sampai munculnya surat terbuka Ruki itu. “Pak Ruki mestinya sudah menjadi panindito. Menikmati masa tuanya dan hanya bicara kalau diminta saran dan pendapatnya. Tapi faktanya justru terbalik. Itu karena para elit kekuasaan tak peduli dengan realitas sosial yang ada di masyarakat,” katanya.

Oleh karena itu, ujar Jaya Suprana, ajakan pak Ruki untuk merebut kembali martabat bangsa dan negara ini harus didukung. “Airmata dan darah para founding father yang tumpah di masa lalu tak boleh lagi kita biarkan tersia-sia. Kinilah saatnya ibu pertiwi memanggil. Saya setuju dengan pak Ruki, mari bung kita rebut kembali negeri ini dari cengkraman para komparador, traitor dan koruptor itu,” katanya. ■mtq

banner 336x280

Responses (8)

  1. Jadi mau dibawa kmn bangsa Dan ñegara ini, sudah tidak ada lagi ke adilan, apa ini Karena sistem demokrasi yg menciptakan pemimpin Dan wakil rakyat menjadi biadab, dimana hak bicara rakyat???? Tidak ADA..
    Yang ADA di negara ini adalah hak suara, suara yg berkuasa yg menang, bukan menentukan yg benar Dan salah..

  2. Jadi mau dibawa kmn bangsa Dan ñegara ini, sudah tidak ada lagi ke adilan, apa ini Karena sistem demokrasi yg menciptakan pemimpin Dan wakil rakyat menjadi biadab, dimana hak bicara rakyat???? Tidak ADA..
    Yang ADA di negara ini adalah hak suara, suara yg berkuasa yg menang, bukan menentukan yg benar Dan salah.. ?

  3. Sy setuju pendapat rekan lieus dan jaya suprana yg memprihatinkan, karna elit penguasa & elit2 politik tidak memahami Tatanegara, sehingga tidak jelas arah ebijakan yg cenderung mengutamaka kepentingan kapitalis dgn menggusur hak2 hidup dan kesejahteraan rakyat jelata.

    1. Sy setuju pendapat rekan lieus dan jaya suprana yg memprihatinkan, karna elit penguasa & elit2 politik tidak memahami Tatanegara, sehingga tidak jelas arah ebijakan yg cenderung mengutamaka kepentingan kapitalis dgn menggusur hak2 hidup dan kesejahteraan rakyat jelata.

      1. saya setuju kritis pada elit 2 politik , yg mana hanya memikirkan diri sendiri dan palpornya , tidak ada rasa malu pada bangsa rakyat kita ini , karena mereka djpilih oleh rakyat untuk makmurkan bangsa kita , bukan jadi tikus gerogoktin uang negara ,yg kena tangkap oleh KPK , oknum tsb kurang pintar bermain , tapi yg pintar bermainkan tak ketangkap , contoh mantan KETUA DPR , saya cuma mintak bagiin kwee tar , untuk makan bukan KORUPSI kok . dasar tak tahu MALu .

  4. Kalau situasi hukum yg amburadul seperti sekarang salah siapa ? Terlepas dr si kaya atau si miskin setiap org yg melanggar peraturan dan hukum hrs ditindak. Merdeka bukan berarti bebas sesuka hati dan boleh merampas hak org lain atau negara tanpa di tindak. Sekarang lalulintas jalan raya amburadul krn motor jadi raja jalanan. Bantaran sungai diduduki dgn alasan warga miskin padahal dikampungnya mrk punya rmh mewah.
    melakukan kritik mudah ttp menyelesaikan masalah belum tentu bisa. Situasi sekarang adalah akibat ketidak becusan pejabat yg lama dan mungkin sdh pensiun. Jadi berikan saja kesempatan kpd yg muda2 utk membangun dan membuat koreksi thd peninggalan dosa yg tua2.

  5. saya setuju kritis pada elit 2 politik , yg mana hanya memikirkan diri sendiri dan palpornya , tidak ada rasa malu pada bangsa rakyat kita ini , karena mereka djpilih oleh rakyat untuk makmurkan bangsa kita , bukan jadi tikus gerogoktin uang negara ,yg kena tangkap oleh KPK , oknum tsb kurang pintar bermain , tapi yg pintar bermainkan tak ketangkap , contoh mantan KETUA DPR , saya cuma mintak bagiin kwee tar , untuk makan bukan KORUPSI kok . dasar tak tahu MALu .

  6. Koq seakan semuanya baru bangun tidur?….. sudahilah pendapat yg seakan perduli dgn kaum miskin kota. Emang kapan elit peduli beneran dgn rakyat miskin? Yg lebih miris lg prnyataan SBY meminta presiden jgn boros apbn utk bangun infrastruktur takut habis tdk ada program utk rakyat miskin. Hehehe. Selama 10 thn apa program real utk kaum rakyat miskin?….modusssssss

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.