Oleh: Imbang Djaja
SwaraSenayan.com. Hampir dalam semua seminar, diskusi, talkshow, kuliah umum, pertemuan ilmiah, dan lain-lain yang membicarakan keadaan NKRI selalu ada kesepakatan tak tertulis yang menilai NKRI sedang dalam masalah besar. Pertikaian diberbagai institusi negara, parpol, ormas, kampung, perusahaan, organisasi agama dan lain-lain mengkonfirmasi penilaian tersebut.
Dalam kondisi yang serba tidak jelas ini sulit sekali dibangun rasa saling percaya antar pihak. Oleh karena itu jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang tugasnya sebagai pembuat kebijakan membentuk badan intelijen sendiri, seharusnya tidak ada satupun orang yang paham Indonesia merasa keberatan.
Kemenhan harus yakin bahwa semua informasi benar valid dan bisa dibuktikan kebenarannya, informasi-informasi tersebut berasal dari pihak yang benar dikenal kredibilitasnya, kualitas informasinya benar yang paling top. Bukan sisa-sisa dari informasi yang “dagingnya” disembunyikan, hanya “tulangnya” yang diberikan. Hal ini biasa dalam dunia intelijen, dimana info-info yang paling bagus disimpan sendiri, sedangkan yang biasa-biasa diserahkan pada pihak yang membutuhkan.
Menurut sahabat yang belajar intelijen ke Amerika, disana ada 26 badan intelijen yang bekerja terpisah. Semua dibawah Defense National Intelligent. Jadi jika Kemenhan membentuk Badan Intelijen Pertahanan yang benar-benar dibawah kontrol Kemenhan maka hal tersebut patut diacungi jempol. Artinya Kemenhan akan benar-benar berani bertanggung jawab atas aturan atau kebijakan apapun yang mereka buat karena didukung data yang mereka yakini keakuratannya.
Semua hal yang terkait dengan Badan Intelijen Pertahanan harus benar-benar terjaga kerahasiaannya, jadi seandainya badan ini dibentuk saya sarankan hanya Menhan saja yang boleh tahu organisasinya, selain Menhan jangan sampai ada yang tahu tentang organisasi intelijen ini.
Pihak penjajah pasti akan berupaya menjegal pembentukan Badan yang cerdas ini. Salah satu indikator yang jelas terbaca adalah upaya-upaya mendiskreditkan Kemenhan melalui tulisan-tulisan yang ditulis untuk menggagalkan terbentuknya Badan cerdas tersebut.
Bahkan bisa jadi, tiba-tiba Menhan dicopot dengan alasan yang dibuat-buat. Saran saya, siapapun menterinya ide-ide yang genius ini harus tetap dijalankan agar kita mampu merebut kedaulatan yang sedang dijajah asing ini.
Kita lunasi hutang negara, nasionalisasi semua usaha yang mempengaruhi hajat rakyat banyak dan bentuk sistem pertahanan dan ketahanan disemua kementerian yang strategis. Para menteri bukan hanya pandai membuat kebijakan, tapi harus jadi panglima-panglima perang dibidang yang jadi tanggung jawabnya. Jika menterinya tidak bisa perang, maka kita akan tetap tidak bisa menurunkan harga daging sapi dan ayam, kita tidak bisa mandiri dalam energi, otomotif dan ICT. Semua bidang yang menguntungkan kapitalis kementeriannya harus punya ahli perang dagang. Kalau tidak mampu perang dengan mafia, sebaiknya mundur, karena hanya menghabis-habiskan uang rakyat saja. ■mtq