Oleh; Dja’far Badjeber
SwaraSenayan.com. Seperti sudah banyak ketahui tentang fenomena global yang terjadi di belahan dunia dalam 3 dekade terakhir ini. Sudah banyak yang berubah dari sebelumnya belum terfikirkan oleh manusia, maupun fakta perubahan dalam bentuk lain. Contoh, siapa yang sangka bahwa Iran, China, Uni Soviyet / Rusia, Jerman Barat / Jerman Timur, Vietnam dll berubah dengan dahsyat.
Perubahan dunia berawal dari Uni Soviyet dengan glasnot dan perestroika. Perubahan politik Uni Soviyet yang ‘mbahnya komunis’ hancur lebur dengan pemisahan beberapa wilayah yang menyatakan merdeka dan keluar dari genggam Uni Soviyet. Rusia yang semula ibukota Uni Soviyet berdiri sendiri sebagai sebuah negara.
Ternyata perubahan politik itu berpengaruh kuat di negara Balkan lainnya. Kekuasan rezim komunis Jerman Timur hancur dan akhirnya bergabung dengan Jerman Barat. Perubahan itu sangat cepat berpengaruh ke negara lain seperti Polandia, Chekoslowakia, Yugoslavia, dll.
Demikian juga Iran setelah Raja Pahlevi ditumbangkan oleh seorang ulama besar, Khomaini. Iran mulai hebat saat dipegang Machmud Dinejat, seorang pemimpin bersahaja tapi visioner. Saat ini Iran diperhitungkan sebagai negara yang menguasai teknologi, industri, nuklir, senjata dll, serta terus ekspansi dengan Syi’ah-nya. Pengaruh Syi’ah ini sudah sangat kuat di Timur Tengah, bahkan konflik yang terjadi di Timur Tengah lebih disebabkan pengaruh politik Iran. Belakangan ini pengaruh Syi’ah sudah mendunia, pelan tapi pasti!!
China juga sebagai negara kuat saat ini, kuat devisa yang melimpah, kuat industrinya, kuat teknologinya. China menguasai dan membeli 80% tembaga dunia, menguasai dan membeli 40% emas dunia, menguasai WTO. Membangun gedung pencakar langit, hotel, apartemen, properti, dan mengalahkan New York. China punya jalan Tol sudah mencapai 60.000 KM lebih, dan Indonesia baru sekitar 1.000 KM, padahal China belajar ke Indonesia bagaimana cara bikin jalan Tol. Luar biasa !! Demikian juga China ekspansi pasar ke Timur Tengah dan Afrika. Afrika saat ini sudah dalam genggaman China. Apakah Indonesia akan “jatuh” ke tangan China??
Vietnam yang semula perang saudara, setelah perdamaian mulai bangkit dari keterpurukan dan nenunjukan pertumbuhan yang positif. Vietnam sudah dapat “berbicara” di Asia Tenggara dan Asia.
Turki, negara berpenduduk mayoritas Islam yang ada di Eropa ini termasuk negara yang sudah maju. SDA tidak terlalu unggul, mereka unggul di bidang SDM. Mereka juga ekspansi dalam bentuk lain seperti kerajaan Ostmaniyah dahulu kala.
Lantas bagaimana dengan Indonesia?
Belajar dari perjalanan bangsa lain dan SDA yang melimpah, apakah kita bisa mengikuti jejak Negara-negara itu?? Seharusnya, BISA!!!
Untuk menuju kesana, ada beberapa prasyarat yang harus kita bereskan:
- Kemaun kuat pemimpin.
- Dimanapun di belahan dunia ini Birokrasi-lah yangmemegang peran utama maju mundurnya sebuah Bangsa.
- Basmi penyakit KORUPSI.
- Bangkikan ethos kerja disemua bidang dan level.
- Danai anak muda kelas menengah / berpendidikan (stop dulu kredit kepada konglomerat / pengusaha besar dalam 3 tahun ini).
- Izin eksploitasi daneksplorasi SDA Indonesia 60 % sahamnya milik WNI, dan 40 % asing).
- Investor asing izinkanpengelola / membangun lahan kita selama 20 s.d. 30 tahun secara gratis. (cara itu yang dilakukan China sehingga terjadi akselerasi pembangunan. Kan lahan / tanah itu tidak bisa dibawa pergi, lahan itu tidak kemana-mana dan tetap milik kita).
- Harus ada kepastianh
- Keamanan danstabilitas terjaga dengan
Kemudian persoalan dalam negeri harus diselesaikan semua. Mulai teroris, radikalis, ekstrimis dan paham-paham yang membahayakan persatuan bangsa. Falsafah Pancasila dan UUD 1945 harus dijalankan secara konsisten. Tidak boleh setengah hati, Pancasila dan UUD 1945 harus terus dihidupkan dan digelorakan disetiap kesempatan. Ideologi Pancasila adalah ideologi besar yang harus kita jaga dan kawal. Pemerintah bertanggungjawab atas kelestarian Pancasila.
Bila kita cermati situasi bangsa belakangan ini, maka sesungguhnya kita sudah banyak kemasukan macam-macam paham. Satu sama lain saling mempengaruhi dalam berbagai bentuk. Bila ketahanan kita lemah bisa kecolongan. Bila paham tersebut sudah merasuki alam fikiran generasi muda ini, maka sulit mem-brainwashing otak mereka.
Sebelum terlambat ayo, lindungi bangsa kita sendiri. Konflik Suriah, Irak, Lebanon, Israil vs Palestina, Yaman, Philipina Selatan, Myanmar, dll sudah bisa menjadi pelajaran berharga bangsa kita. Masuknya imigran resmi dan gelap akhir-akhir ini tidak boleh dianggap enteng. Ini sebuah grand desain mengglobal. Ini bukan main-main, ini ancaman serius atas kedaulatan NKRI.
Imigrasi , TNI dan Polri tidak boleh diam dengan persoalan ini. Apalagi sudah sering ada di Medsos tentang keberadaan orang-orang kulit putih bermata sipit serta berbadan tegap seliweran di negara kita. Ini bahaya laten serius, belum lagi ada kelompok yang terang-terangan menyebut mereka PKI. Waduuuchh Gawat!!
Apa perlu kita kembali ke azas tunggal, dan kemudian kita hidupkan lagi Litsus? Konon orang-orang komunis ini sudah ada di legislatif dan di pemerintahan. Nasib Indonesia tinggal tergantung Presiden, TNI, Polri dan umat Islam.
Bagaimana episode Indonesia ke depan, tinggal tergantung penguasa dan rakyatnya. Mau eksis, maju, hancur, hitam, putih atau merah???
Maka mulai hari ini kita harus tegaskan dengan sungguh-sungguh bahwa kita semua cinta merah putih, Pancasila, UUD 1945, dan NKRI.
Demikian sebagai pencerahan akhir tahun 2016 dan memasuki tahun baru 2017. *SS