Indonesia Bergerak Serukan Tolak Ahok, Ini 6 Alasannya

Ayo Berbagi!
Demo Indonesia Bergerak di Patung Kuda Monas Jakarta (8/9/2016)
Demo Indonesia Bergerak di Patung Kuda Monas Jakarta (8/9/2016)

SwaraSenayan.com. Situasi dan kondisi politik Jakarta mendekati masa pilkada kian menghangat. Sikap Arogansi Ahok dalam memimpin Jakarta mulai banyak  ditentang berbagai pihak. Sudah bukan rahasia umum lagi, banyak kalangan yang pesimis melihat Jakarta dan Indonesia kedepan jika memiliki pemimpin seperti Ahok yang temperamen dan mudah menyulut konflik dengan siapa saja.

Konflik teranyar yang dikobarkan Ahok dengan mengancam akan menyetop anggaran hibah buat Bamus Betawi. Majunya Ahok sebagai calon petahana yang notabene dari etnis Cina memang mengundang sejumlah tanda tanya besar, skenario apa yang sedang berlangsung di bangsa ini. Pilkada DKI tahun 2017 adalah tolok ukur bagi keberlangsungan perjuangan eksistensi kaum pribumi di tanah leluhurnya, apakah mampu bertahan untuk mendiami tanah air di negeri ini dengan mewujudkan tatanan masyarakat adil dan makmur atau malah sebaliknya akan terpinggirkan dan dijajah kembali bangsa asing. Hal inilah yang kian membuat suasana memanas, menumbuhkan kecemasan serta potensi konflik semakin tajam.

Karena itu, demo menolak Ahok kian meningkat. Kali ini muncul kelompok Indonesia Bergerak (IB), yang menegaskan dirinya sebagai elemen masyarakat Anti Ahok. IB yang beranggotakan para pemuda, mahasiswa, buruh, pedagang kaki lima hingga  profesional muda  yang bersepakat tergabung dalam satu wadah dan menamakan dirinya Indonesia Bergerak, muncul secara spontan berdasarkan intensitas diskusi dan merasa tidak nyaman dengan kondisi Jakarta dibawah kepemimpinan seorang Ahok. IB pun mulai turun kejalan mengingatkan warga Jakarta untuk menolak Ahok, di Patung Kuda sekitar Monas (8/9/2016).

Aksi demo yang dilakukan ratusan massa organ Indonesia Bergerak di kawasan Patung Kuda, monas Jakarta Pusat ini dilaksanakan dengan  tertib dan damai. Massa IB dengan secara simpatik membagikan stiker kepada pengendara kendaraan bermotor dengan seruan Tolak Ahok. Aksi demo diselingi dengan orasi dan teriakan yel2 “TOLAK AHOK”, tanpa putus dengan mengibarkan bendera Merah Putih. Demo yang berlangsung damai ini mengundang perhatian masyarakat.

“Demo yang kami lakukan ini murni aspirasi dari elemen masyarakat Indonesia Bergerak dan berangkat dari keprihatinan melihat perilaku Ahok dalam memimpin ibukota yang arogan dan anarkhis terhadap rakyat kecil,” ujar Martimus Amin, salah satu Kordinator aksi demo Indonesia Bergerak kepada SWARA SENAYAN.

Menurut pria berkumis tipis ini, sebagai Gubernur Jakarta Ahok hanya mengedepankan emosional ketimbang rasional apalagi pendekatan hati, dan banyak berbohong ke masyarakat. Hobinya marah-marah hingga minus etika dan minus prestasi. Jadi tidak usah heran jika menghasilkan reaksi penolakan dimana-dimana dalam berbagai kunjungan ke wilayah yang di pimpinnya. Karena rakyat Jakarta cukup cerdas dalam menilai perilaku pemimpinnya.

Pria yang disapa dengan panggilan Amin ini juga menyatakan bahwa Indonesia Bergerak turut turun ke jalan karena keterpanggilan dan kepedulian serta berupaya menghimbau masyarakat Jakarta agar waspada dalam memilih Gubernur dalam pilkada DKI 2017 nanti dan mengajak bersikap tegas dengan menolak Ahok untuk memimpin Jakarta kembali.

Sementara itu menurut Tino Rahardian, salah satu peserta aksi demo damai ini, dalam gerakan demonstrasi Indonesia Bergerak menyatakan bahwa ada 6 alasan menolak Ahok.

“Kita wajib menolak Ahok dengan 6 alasan, karena Ahok itu minus etika, anarkis terhadap rakyat kecil, tak mampu benahi Jakarta, biang konflik, minus prestasi dan munafik. Jadi berdasarkan hal itu kita himbau masyarakat Jakarta wajib tolak Ahok,” demikian Tino menyeru dalam orasinya.

Baik Amin maupun Tino, menegaskan bahwa pihaknya akan turun ke jalan kembali untuk terus berupaya meyakinkan masyarakat bahwa sangat berbahaya jika Jakarta dipimpin Ahok kembali. Dan untuk meningkatkan kapasitas gerakannya,  Indonesia Bergerak siap untuk segera merapatkan barisan bersama elemen masyarakat lain untuk menolak Ahok memimpin Jakarta, sebagai bagian dari menyuarakan aspirasi rakyat.  ■mtq

Ayo Berbagi!