SwaraSenayan.com – Melambungnya nilai kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika yang sudah mencapai level Rp 14.200 per Dolar Amerika berpotensi sulit dikendalikan. Presiden Jokowi didesak segera mengambil langkah strategis untuk menstabilkan perekonomian rakyat.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun mengatakan, di tengah semakin sulitnya kehidupan masyarakat bawah akibat melambungnya harga kebutuhan pokok, pemerintah tak kunjung mengambil langkah strategis menstabilkan perekonomian.
“Harga-harga kebutuhan pokok melambung, daya beli masyarakat makin menurun, perputaran ekonomi rakyat makin melamban dan omset usaha anjlok. Sementara, kurs rupiah terus melemah dan saat ini sudah di level Rp. 14.200/dolar amerika. Pemerintah seharusnya segera bertindak,” ujar Ali Mahsun, Rabu (23/05/2018).
Dia menambahkan, kondisi ini membuat beban ekonomi rakyat dan kehidupan masyarakat kian berat. Oleh karena itu, APKLI mendesak rezim Jokowi-JK mengambil langkah dan kebijakan khusus untuk segera mengembalikan kurs rupiah di bawah level Rp 13.000/dolar Amerika.
“Ini sangat fundamental untuk menjaga stabilitas kehidupan sosial ekonomi Indonesia,” katanya.
Dia mengingatkan, jika Jokowi-JK salah melakukan treatment dan malah makin melemahnya kurs rupiah terhada dolar amerika, maka resikonya sangat berbahaya.
“Jika kurs rupiah menembus hingga Rp 15.000 per dolar, maka ekonomi Indonesia sulit dikendalikan. Itu sangat beresiko terjadi krisis ekonomi yang lebih parah dibandingkan krisis ekonomi tahun 1997/1998,” katanya.
Selaku Presiden, katanya, Jokowi seharusnya sigap dan segera ambil kebijakan khusus mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Ali juga meminta agar pemerintah segera memulihkan rasa aman masyarakat pasca berbagai aksi teror bom akhir-akhir ini. Jokowi harus segera meredam semakin massifnya politik pecah belah bangsa berbasis isu agama.
“Karena hal tersebut sangat berbahaya dan bisa mengancam eksistensi NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ujarnya.
Ali menyampaikan, persoalan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) sudah selesai dan final. “Ada Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila,” ujarnya.
Kepada PKL dan masyarakat bawah, Ali menghimbau agar tetap beraktivitas normal, sehingga perlahan persoalan bangsa bisa terselesaikan.
“Saya minta kepada PKL, petani, nelayan, ojek, sopir, Pekerja Rumah Tangga, satpam, abang becak, pengrajin, buruh, seniman dan pelaku ekonomi rakyat kawulo alit, untuk tetap berjualan dan bekerja memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kita harus tetap menyekolahkan anak-anak demi masa depan Indonesia yang lebih baik, yang lebih sejahtera secara berkeadilan,” ujarnya.*SS