Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tonggak Sejarah Masa Depan Transportasi Nasional

Ayo Berbagi!

 

image
Hanggoro B. Wiryawan Dirut PT.KCIC

SwaraSenayan.com. Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung seperti diketahui adalah proyek yang diprakarsai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai hasil dari kunjungan Pemerintah Indonesia ke negeri tirai bambu beberapa waktu lalu. Kereta cepat ini sendiri dianggap sebagai tonggak sejarah perkembangan transportasi berbasis kereta cepat yang rencananya akan diikuti dengan pembangunan kereta cepat secara merata di seluruh Indonesia.

Dengan kereta cepat ini, maka konektivitas antar kota serta pembangunan kawasan guna menciptakan setra ekonomi baru akan lebih mudah untuk dicapai, selain juga menghadirkan transportasi massa yang handal, aman sekaligus nyaman.

Namun jika hanya berbicara soal bisnis kereta api, menurut Dirut KCIC Hanggoro Budi Wiryawan maka tidak lah terlalu menguntungkan. Menurut dia, return fund investment dari bisnis kereta cepat kurang lebih memakan waktu 40 hingga 43 tahun. Karena itu diperlukan opsi lain yaitu dengan memanfaatkan kawasan dari Halim, Kerawang, Wilana hingga Tegal Luar.

“Inilah bisnis yang bisa meng-inject atau mengkompensasi pendapatan sehingga return fund investment kita bisa mencapai 25 tahun. Disini teman-teman bisa bergabung, meski dalam skala besar melalui lelang, kita juga akan mencari kerjasama dengan koperasi-koperasai dan UKM-UKM,” ajak Hanggoro dalam Talk Show bertajuk “Kereta Api Cepat dan Efek Bagi Perekonomian” yang diselenggarakan UBC EXPO 2016, Minggu (22/5/2016).

“UBC ini adalah kesempatan bagi teman-teman untuk bergabung dalam bisnis ini. Nanti akan kami bangun pusat riset dan teknologi, rumah sakit berkelas dan akan ada kampus-kampus,” sambung Hanggoro yang merupakan lulusan UNDIP dari Fakultas Teknik Sipil itu.

Kereta cepat, lanjut Hanggoro, selain pengembangan busines to business juga akan mengembangkan beberapa pendukung, Kereta cepat kerjasama Indoensia-China ini akan dibangun dari konstruksi alumunium dengan menggandeng kerjasama dengan PT Inalum.

Hanggoro menambahkan, dengan adanya kereta cepat Jakarta-Bandung maka satu permasalahan negeri ini secara otomatis akan berkurang. “Kereta cepat ini kapasitasnya kurang lebih hampir 500 sampai 1000 orang, jadi bisa cukup Jakarta-Bandung 45 menit mengurangi kemacetan. Jadi Jasa Marga sudah gak pusing sama macet,” tuturnya.

Ada pun alasan KCIC menggandeng pihak China ketimbang pengembang dari Jepang adalah bukan tanpa alasan. Menurut Hanggoro, kerjasama melibatkan China selain menguntungkan dari sisi keilmuan, kerjasama tersebut juga lebih menguntungkan jika dilihat dari sisi finansial dan ketenagakerjaan.

“Mengapa kami lebih memilih bekerjasama dengan China bukan Jepang. Jepang itu hampir tidak pernah mengasih teknologi, mereka hanya mau kalau hutangnya menjadi hutang negara dan bicara waktu, Kalau China hanya 3-4 tahun kalau Jepang 10-15 tahun, mereka numpang hidup di Indonesia,” ungkapnya.

“Selain itu, bicara masa kesempatan kerja selama masa konstruksi, kita akan membutuhkan kurang lebih 13 ribu tenaga kerja, kalau komposisi 1 berbanding sepuluh, 1 tenaga China 10 Indonesia maka kesempatan Indonesia adalah 10 ribu lebih tenaga kerja,” terangnya.■dam

Ayo Berbagi!