SwaraSenayan.com – Setelah menerima kunjungan jamaah Masjid Agung Indramayu di rumah aspirasi Jl Mayor Sastraatmaja No 15 indramayu, anggota dewan ini melanjutkan perjalanannya ke Bandung.
Dalam perjalanannya, dia kesal terhadap pelayanan ATM BRI yang kurang sigap melayani kebutuhan masyarakat akan ketersediaan uang tunai.
“BRI payah sekali nih, masak melewati 3 kecamatan uang di ATM gak bisa ditarik,” ujar anggota DPR RI dari Partai Hanura Drs. Sudiro Asno, Ak. kepada SwaraSenayan, Sabtu malam (9/6/2018).
Dikatakan Sudiro, dari perjalanannya yang melawati 3 kecamatan di dua kabupaten yaitu ATM BRI unit Tukdana Indramayu, unit Jatitujuh dan Kertajati Majalengka tidak berfungsi untuk tarik tunai. Padahal untuk transaksi non-tunai bisa dilakukan.
“Di Tukdana, tadi sekitar jam 18.45, di Jatitujuh sekitar jam 20.50 dan di Kertajati jam 21.10,” jelasnya.
“Kasihan masyarakat. Manajemen BRI harus sigap dan cepat merespon. Apalagi saat ini kebutuhan uang tunai sangat dibutuhkan,” pinta anggota dewan yang mantan Direktur Keuangan PT. Telkom.
Sudiro menduga adanya oknum yang sengaja mencari keuntungan ditengah kebutuhan jelang hari raya, khususnya dari petugas yang mengisi uang tunai ke ATM.
“Saya menduga ada oknum yang mencari keuntungan. Buktinya saya ditawari tarik tunai dari alat gesek elektronik yang disediakan petugas BRI, lalu diminta Rp 5.000 untuk biaya setiap transaksi.,” jelas Sudiro.
Nampaknya, dugaan Sudiro ini dikuatkan karena ketiga ATM yang dijumpai tersebut berada pada kantor unit BRI kecamatan, bukan ATM-ATM di tempat-tempat umum.
“Bagaimana kalau rakyat yang hendak menarik dana nya 50.000 terus diminta potongan 5.000. Jelas ini modus yang merugikan rakyat kecil,” ujarnya gusar.
Meski bukan wiilayah kerja mitranya di DPR, namun kepedulian Sudiro ini sebagai wujud perhatiannya sebagai wakil rakyat yang merespon dan merasakan kesulitan masyarakat dalam menarik dananya sendiri.
“BRI adalah bank pemerintah yang memiliki jangkauan hingga pelosok. Karena itu diandalkan rakyat. BRI harus menjaga kualitas pelayanan dan kepercayaan nasabahnya,” katanya.
Dengan kejadian ini, menurut Sudiro harusnya pimpinan BRI dan bank-bank lainnya aktif memonitor di lapangan untuk ketersediaan uang tunai, khususnya di ATM, demikian juga agar dipastikan setiap mesin ATM secara teknis berfungsi sebagaimana mestinya.
Sudiro berharap komisi yang membidangi keuangan agar segera memanggil atau mrnghubungi secepatnya direksi BRI untuk menjelaskan kelangkaan uang di mesin ATM nya. *MTQ