Piala Citra Ramadhan, Siapa Yang Meraihnya ?

Ayo Berbagi!

Oleh : Ariy Hadariy

SwaraSenayan.com – Apa yang dirasakan oleh para pemain sinetron yang terbaik, ketika ia dipastikan menjadi nominator mendapatkan anugerah Piala Citra sebagai pemain terbaik ?  Tentu luapan kegembiraan dan suka cita menyatu dalam diri mereka. Tidak hanya pemain, sutradara, dan produser, bahkan semua crew dalam sinetron tersebut menyatu dalam kegembiraan. Penonton memujinya, publik menyanjungnya. Sinetron tersebut jadi buah bibir. Keberhasilan itu tentu tidak lepas dari hasil jerih payah perjuangan panjang dan melelahkan atas peran yang dimainkan oleh para artis. Penantian selama bertahun-tahun untuk merebut kembali predikat pemain terbaik tentu diraih dengan penuh kesungguhan dan kedisiplinan. Bagaimana jika piala citra Ramadhan itu datangnya dari Tuhannya manusia? Bagaimana jika predikat juara itu disematkan oleh Pemilik alam raya ini? Bagaimana jika yang menyanjung itu adalah Penentu kehidupan semua makhluk? Secara fitriyah dan imaniyah, pasti orang akan berebut piala citra Ramadhan dengan predikat juara dari Tuhannya. Tentu jauh lebih mulia, istimewa dibandingkan dengan sanjungan manusia. Ya, itulah peraih sukses Ramadhan. Orang yang mampu melewati event besar ini sampai finish dengan kesungguhan. Ia meraih piala citra Ramadhan dengan predikat taqwa, sebagai identitas tertinggi manusia. Ia meraih piala citra Ar-Royyan, surga spesial bagi shaaimin dan shaaimat.

Allah SWT berfirman dalam kitab sucinya Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”  (QS. Al Baqarah: 183).

Dan dalam hadits beliau bersabda:

Sesungguhnya didalam surga ada pintu bernama Royyan, tidak ada yang memasukinya kecuali mereka yang shaum Ramadhan. (Muttafaq alaih)

Bahkan tidak hanya itu, orang yang sukses Ramadhan, mengisinya dengan kesungguhan, akan meraih berbagai keistimewaan dan kemuliaan. Karena Ramadhan menjanjikan: Kelipatan pahala, pengkabulan do’a, pemudahan amal shaleh, penghapusan dosa, surga dibuka lebar-lebar, neraka ditutup rapat-rapat, setan-setan dibelenggu. Dan di dalamnya ada malam Lailatul Qodar, malam lebih baik dari seribu bulan. Kebaikan senilai usia rata – rata manusia, bagi yang meraihnya. Subhanallah !!!

Nabi SAW bersabda:

Bila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, sementara setan-setan diikat. (HR. Bukhari-Muslim).

Dan dalam hadits yang lain beliau bersabda:

Setiap amal anak Adam selama Ramadhan  di lipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, Allah SWT. berfirman: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku langsung yang akan memberikan pahala untuknya. (HR. Muslim).

Dan dalam hadits yang lain beliau bersabda:

Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridho Allah SWT, akan di ampuni semua dosa-dosa yang lalu. (HR. Bukhari-Muslim).

Dan dalam hadits yang lain beliau bersabda:

Orang yang berpuasa doanya tidak ditolak, terutama menjelang berbuka. (HR. Ibn Majah, sanad hadits ini sahih).

Yang lebih penting untuk diperhatikan di sini adalah, persiapan dan pengkondisian sebelum Ramadhan datang. Seperti para pemain sinetron, yang harus berjuang sepanjang waktu mempersiapkan diri menghadapi segala sesuatu sebelum shooting dimulai tentu juga ada proses chasting dll. Begitu juga dengan persiapan Ramadhan. Apa yang perlu dipersiapkan? Persiapan fikriyah atau pemahaman tentang Ramadhan. Persiapan ruhiyah atau ibadah ritual. Persiapan maddiyah atau fisik dan material. Bulan Sya’ban telah menjelang. Bulan di mana Rasulullah SAW. meningkatkan aktivitas ibadah. Bahkan diriwayatkan beliau hampir-hampir shaum sunnah sebulan penuh.

Imam Al-Nasa’i dan Abu Dawud meriwayatkan, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah. Usamah berkata pada Nabi SAW, wahai Rasulullah SAW, saya tidak melihat Engkau melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban. Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa.

Dari Aisyah r.a. beliau berkata:

Rasulullah SAW berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah tidak puasa, dan beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa, tapi aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada bulan Sya’ban. ( Imam Bukhari).

Subhanallah, kondisi ruhiyah, fikriyah dan maddiyah sudah dipersiapkan sebulan, bahkan dua bulan sebelum Ramadhan menjelang. Sehingga ketika Ramadhan datang, kita sudah terbiasa, terkondisikan dengan kesungguhan dan ketaatan. Dan karena itu kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan Ramadhan akan dapat diraih. Keluar Ramadhan meraih predikat muttaqin dan piala citra Ramadhan yaitu  Jannatur Rayyan. *SS

ADVERTISEMENT
Ayo Berbagi!