SwaraSENAYAN.com. Keputusan presiden Jokowi terkait proyek pengembangan gas alam cair (liquid natural gas/LNG) di Blok Abadi, Masela akan dibangun di darat.
“Pemerintah harus siap dengan segala resikonya,” demikian pernyataan Inas Nasrullah Zubir Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Hanura kepada SwaraSENAYAN.
Menurut Inas, resiko-resiko yang pemerintah harus tanggung diantaranya, jika cost lebih besar dari hitung-hitungan offshore yakni USD. 14.8 M.
Pilihan onshore menurut Inas akan merubah POD dan membutuhkan waktu 3-4 tahun untuk menyusun-nya. Artinya FEED bisa disusun paling cepat tahun 2019.
Penyusunan FEED juga membutuhkan waktu 3-5 tahun juga dan jika tidak ada revisi dan lain-lainya maka FEED paling cepat ditanda tangani tahun 2022.
Selanjutnya proses pengeboran, pemasangan pipa bawah laut serta pembangunan kilang darat membutuhkan waktu 5 tahun. Maka Marsela baru akan berproduksi pada tahun 2027.
Inas juga mengingatkan resiko sosial bahwa pembangunan disalah satu pulau akan menyebabkan kecemburuan dari pulau lain-nya.
Yang paling pahit jika Inpex hengkang dari Masela yang tentunya data hasil explorasi, dan lain-lainua tentang blok tersebut juga akan menjadi rahasia milik Inpex.
“Tidak serta merta Pertamina atau CNOOC bisa langsung explotasi, karena data explorasi tidak mungkin diserahkan oleh Inpex kepada Pertamina/CNOOC secara gratis,” pungkas politisi dari daerah pemililhan Banten III. ■mtq