SwaraSenayan.com – Sekelompok mantan aktivis 98 akan menggelar rembug nasional yang bertajuk “Rakyat Melawan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme”.
Menanggapi agenda tersebut, Ir. K. Wirawan, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mendukung mantan aktivis gerakan 98.
“Arah perjuangan reformasi harus dijaga, jangan dibelokkan oleh kelompok dan golongan yang berpaham anti Pancasila,” ujar Wirawan kepada SwaraSenayan, Minggu sore (3/6/2018).
Menurut K. Wirawan, dari gerakan 98 inilah terjadi perombakan tatanan dalam berbangsa dan bernegara yang lebih demokratis. Karena itu mantan aktivis 98 dirasa perlu tampil kembali untuk menjaga kemurnian agenda reformasi.
“Alam reformasi yang dihasilkan gerakan 98 telah merombak tatanan di bidang politik, demokratisasi, dan ketatanegaraan. Tak terkecuali dinikmati dalam dunia usaha,” papar K. Wirawan.
Lanjutnya, dampak yang dirasakan dunia usaha adalah iklim usaha yang terbuka dan kompetitif. Sebelum era reformasi kalangan usaha yang bisa survive adalah kroni-kroni penguasa orde baru yang membentuk sistem kartel dan monopoli usaha.
“Dalam sistem seperti itu, kalangan pengusaha yang ingin survive mau tak mau merapat atau tunduk dengan kekuasaan. Akibatnya kerusakan di sektor usaha berbiaya tinggi,” tegasnya.
K. Wirawan mengaku bahwa eksponen 98 harus tetap besatu menjaga kemurnian gerakan yang tegak lurus dengan cita-cita pendiri bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Sebagai pebisnis, kami juga bertanggung jawab untuk turut serta dalam membangun bangsa melalui sistem demokrasi ekonomi Pancasila yang bercirikan kesetaraan dan kolektivisme atau gotong royong,” papar K. Wirawan.
Ia juga mengakui bahwa gerakan 98 sebagai bagian sejarah penting perjalanan bangsa 20 tahun lalu itu merupakan gerakan moral yang massif didukung seluruh elemen bangsa bukanlah sebagai gerakan politik.
“Yang terpenting dari rembug nasional tersebut jangan ditunggangi kepentingan partai politik tertentu. Eksponen 98 harus tampil di garda terdepan dalam mencegah paham radikalisme dan terorisme yang mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa,” ujar K. Wirawan yang juga mantan aktivis mahasiswa di Surabaya.
K. Wirawan mempertegas, yang tak kalah penting adalah menjauhkan sifat-sifst manipulatif koruptif dari penyelengara negara. Karena akar dari kerusakan Indonesia yang memicu gerakan 98 adalah maraknya praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) di orde baru.
“Agar tidak terjebak kedalam romantisme sejarah 98, elemen bangsa ini harus diarahkan untuk membangun Indonesia yang lebih beradab di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya,” harapnya.
Membangun Indonesia beradab dalam pandangan K. Wirawan adalah sebagai ikhtiar bangsa Indonesia untuk mensejajarkan diri dengan negara-negara maju di dunia.
“Itulah jalan kemakmuran,” pungkasnya. *MTQ