SwaraSenayan.com. Saat ini, UMKM menjadi salah satu jalan keluar bagi masyarakat di tengah ketidakpastian dunia yang mengalami kesulitan perekonomian. Banyaknya harga sembako yang naik dari minyak goreng, sampai minyak bumi. Membuat kita tersadar bahwa kebutuhan pokok sekarang ini menjadi hal yang mahal untuk kita dapatkan.
Anggota Komisi I DPR RI , Hillary Brigitta Lasut, S.H. LL.M mengatakan bahwa saat ini pentingnya membuka UMKM sekarang bukan hanya untuk menyelamatkan keluarga sendiri, namun juga menyelamatkan keluarga teman, tetangga, bahkan saudara.
“Selain untuk memperkuat perekonomian keluarga, dengan membangun usaha sendiri maka secara tidak langsung kita telah membuka dan memberikan lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkannya,” kata Hillary.
Menurutnya, kita sebagai bangsa Indonesia menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari manusia, yaitu kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia percaya bahwa tidak semua bisnis dapat berjalan dengan baik jika tidak lebih dulu berserah kepada Tuhannya.
“Untuk mencapai kesuksesan yang diberkati Tuhan, kita harus lebih dulu menebarkan berkat kepada orang lain,” ujar Hillary selaku narasumber pada Webinar Literasi Digital yang digelar oleh Direktorat Jenderal APTIKA Kemkominfo RI dengan tema ‘Digitalisasi UMKM dalam Mendukung Produk Kreatif Lokal’ secara virtual, Jakarta (13/06/2022).
Ia menyebutkan, membuka pintu berkah tidak hanya dengan menyumbangkan uang, tapi bisa juga dengan menyumbangkan tenaga, waktu, bahkan ilmu.
“Kita harus percaya bahwa ketika kita membuka pintu berkah, maka kita akan selalui diberikan kemudahan oleh Tuhan dalam melakukan segala kegiatan, termasuk berbisnis,” pungkasnya.
Sementara itu narasumber berikutnya, Ketty Simbolon, S.H mengatakan bahwa saat ini berbagai kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi.
Saat ini terdapat beberapa model bisnis dan pekerjaan di Indonesia telah terdampak dari arus digitalisasi.
“Contoh yang sering kita lihat sekarang sudah banyak taksi dan ojek yang beralih dengan mode online, begitu juga ketika kita berbelanja,” kata Ketty.
Menurutnya, asas dari terbentuknya UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efisiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional.
“Jumlah UMKM yang sudah masuk dalam ekosistem digital mencapai 12 juta lebih per Juni 2021,” sebut Pemerhati UMK Sulut tersebut.
Untuk menyiapkan UMKM di masa depan maka yang harus kita lakukan adalah mampu menguasai dan mengoptimalkan teknologi secara kritis dan bijak.
“Caranya dengan ikut mempromosikan di akun media sosial kamu produk-produk lokal yang kamu sukai,” pungkasnya
Narasumber terakhir, Natalia Lisa Maringka, S.H selaku pemerhati UMKM Sulawesi Utara mengatakan bahwa digitalisasi UMKM adalah perubahan dari sistem konvensional ke sistem digital sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis dan operasional UMKM.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat, persaingan usaha baik usaha kecil maupun menengah pun semakin ketat. Banyak para pelaku usaha berlomba-lomba untuk melakukan digitalisasi usaha.
“Tujuannya adalah untuk mengikuti perkembangan zaman dan mempromosikan usahanya secara cepat dan efisien,” kata Lisa.
Ia menyebutkan, semakin hari banyak pelaku UMKM yang mengembangkan usahanya menggunakan teknologi berbasis internet, seperti membuat website hingga memiliki akun e-commerce.
“Dengan men-digitalisasi UMKM maka pelaku bisnis UMKM akan menghemat biaya pemasaran, seperti menghemat biaya print brosur, banner, dan lain-lain,” sebut Pemerhati UMKM Sulut tersebut.
Selain pemasaran, digitalisasi UMKM juga memudahkan pelaku UMKM dalam melayani customer secara real time meskipun dalam jarak jauh.
“Bagi kamu yang merintis bisnis UMKM secara digital, pastikan untuk memberikan layanan terbaik mu secara real time,” ujar Lisa.
Tentu saja, setiap usaha pasti ada persaingan bisnis. Namun sebelum ada digital marketing, pelaku bisnis UMKM tidak memiliki kesempatan untuk bersaing bisnis dalam skala besar. Hal ini terjadi karena produk UMKM belum dikenal oleh banyak orang.
“Jadi bagi kamu yang ingin merintis bisnis UMKM, jangan pernah takut kalah dengan pengusaha besar,” serunya memberi semangat sekaligus menutup pemaparan. *SS