Diambang Pintu Keluar Ramadhan

Ayo Berbagi!

Oleh : Ariy Hadariy

SwaraSenayan.com – Ramadhan telah diambang pintu keluar. Bulan yang selama beberapa minggu menemani bagi mereka yang tahu hakikat hidangan Allah SWT yang hanya setahun sekali ini akan berakhir. Bagi pencari kenikmatan ibadah, bagi pemburu manisnya ketaatan, dan bagi yang gandrung dengan kepuasan rohani pasti bersedih karena Ramadhan akan meninggalkannya. Namun Suka cita, bergembira ria dan penuh permohonan kepada Allah SWT agar ibadah Ramadhan kali ini menjadi yang terbaik dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: https://www.swarasenayan.com/piala-citra-ramadhan-siapa-yang-meraihnya/

Baca juga: https://www.swarasenayan.com/ramadhan-dan-revolusi-mental/

Sebelas bulan sebelum Ramadhan Tiba, kita tenggelam dalam arus waktu yang berputar melingkar. Sejak bangun tidur, mandi, sarapan, berdesakan di bus, mengawali kerja berhadapan dengan mesin atau kertas yang sama di atas meja, kemudian pulang napak tilas jalan yang sama tadi pagi kita lalui. Selama sebelas bulan itu pula kita terlengah dari upaya untuk berkontemplasi, mengarungi samudera batin. Bagaikan tak berdaya, kita mengikuti sebuah arus waktu yang begitu deras mengalir menuju pada satu muara universal yaitu mortal vitalis, kematian. Dan, bagaikan disentakkan dengan sebuah suprised, kini kita bersama dengan Ramadhan yang sudah ada didepan pintu keuar dan sebentar lagi meninggalkan kita, bulan seribu bulan, bulan yang mengalir gemuruh pengampunan, magfiroh. Panorama kesyahduan ibadah tiada taranya. Padang gersang, jiwa yang meratap, kini telah berbunga-bunga karena masih ada tersisa waktu untuk mengarungi citra air surgawi selama Ramadhan. Bagaikan pohon yang layu selama sebelas bulan, tegak dan segar kembali karena mendung Ramadhan telah bergelayutan untuk mencurahkan rahmatnya. Pemandangan kesyahduan tiada tara, sebentar lagi terbentang di hadapan kita suasana diambang pintu Hari Raya Idul Fitri  dengan seluruh anggota keluarga, suara tadarus yang ritmis dan syahdu selama Ramadhan kemungkinan akan tidak lagi kita dengar, kaum pria yang menyandang sajadah di iringi para wanita yang bertelekung mukena menuju masjid untuk bertarawih sudah akan berakhir. Kita berada dipintu keluar Ramadhan, betapa rindu kami untuk menikmati Ramadhan di tahun berikutrnya untuk mereguk kembali percikan pengampunan samudera Rahmat-Nya, tiada terperi. Allah SWT akan memanggil hamba-hambaNya kembali di tahun depan bagi hambanya yang beriman untuk melaksanakan ibadah yang berat dan rahasia, dan hamba-hamba yang beriman itu menjawabnya dengan ucapan “sami’naa wa atha’ naa” Ramadhan adalah bulan pengendalian dan pelatihan terhadap diri sendiri, dengan harapan pengendalian dan pelatihan ini akan terus berlanjut meski bulan Ramadhan sudah berakhir. *SS

ADVERTISEMENT
Ayo Berbagi!