Saatnya Pucuk Pimpinan Freeport Diserahkan Kepada Orang Asli Papua, Tayeb Sekjen MPI: Ini Simbol Kedaulatan Kekayaan Alam

oleh -351 Dilihat
oleh
banner 468x60

SwaraSenayan.com. Menjabat sejak Desember 2018 Tony Wenas sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia kini semakin ramai digadang-gadang siapa pengganti pucuk pimpinan Freeport tersebut. 

banner 336x280

Menanggapi pergantian masa jabatan ini, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Masyarakat Pertambangan Indonesia (DPN MPI), Muhammad Tayeb Demara mengungkapkan bahwa ini kesempatan bagi putra putri terbaik Papua untuk ambil alih kendali sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.

“Penunjukan orang asli Papua sebagai pucuk pimpinan Freeport ini sebagai simbol wajah keadilan dan keberpihakan, pemerintahan Prabowo dapat mengklaim bahwa ini adalah perwujudan dari keberpihakan negara terhadap orang asli Papua, sekaligus memberi ruang kepada anak-anak Papua mampu memimpin perusahaan raksasa yang beroperasi di tanah mereka sendiri,” kata Tayeb kepada SwaraSenayan, Minggu (26/10/2024).

Penunjukan ini menurut Tayeb tetap mengedepankan standar profesionalisme, berbasis kompetensi dan rekam jejak putra putri terbaik Papua, bukan sekadar alasan etnisitas tapi tetap mengedepankan untuk menjaga citra perusahaan sebagai entitas bisnis yang kredibel, efektif  dan efisien.

Tayeb menegaskan, bahwa setelah berpuluh tahun dikelola oleh asing, saham mayoritas Freeport kini berada ditangan Indonesia, hal ini membuka peluang lebih besar bagi masyarakat Papua untuk berkiprah sebagai pucuk pimpinan Freeport.

“Ini momentum bagi kita, sudah selayaknya kita optimalkan peluang ini dengan  mengisi pucuk pimpinan sebagai Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia dari anak Papua asli,” tegasnya.

Keberpihakan negara terhadap putra putri asli Papua menjadi poin penting sebagaimana tertuang dalam UU No.2 Tahun 2021 tentang Perubahan atas UU No.21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua.

“Sepanjang 20 tahun pelaksanaan Otsus Papua jilid pertama beragam perubahan aturan telah dilaksanakan hingga lahirlah kebijakan Presiden Prabowo agar dapat diimplementasikan dalam pembangunan di Tanah Papua,” ujar Tayeb.

Menurut Tayeb sudah saatnya kepemimpinan Freport diberikan kepada putra terbaik Indonesia Orang Asli Papua yang telah lama berkarya bagi PT. Freeport Indonesia dan telah berkontribusi untuk daerah Papua, Bangsa dan Negara.

“PT. Freeport Indonesia adalah proyek strategis dalam penyelesaian konflik di Papua. Apabila dikelola dengan pendekatan baru, yang selama ini diabaikan pemerintah sebelumnya, maka kami yakin, status Otsus atas Papau akan berjalan dengan baik dan tepat sasaran,” papar Tayeb.

Tayeb juga membeberkan bahwa Sumber Daya Manusia yang tersedia di Papua sudah sangat memadai untuk mengelola sumber daya alamnya. PT. Freepot Indonesia semestinya sudah dapat dikelola sendiri oleh putra-putri bangsa Indonesia, yakni anak bangsa asli Papua.

“Sudah saatnya kita kasih tanggung jawab putra dan putri terbaik Papua untuk mengemban tugas sebagai pucuk pimpinan Freeport sebab secara sosioantropologi, putra dan putri Papua lebih memahami dari siapapun tentang Papua, baik yang ada di lingkungan wilayah penyangga tambang, maupun secara keseluruhan wilayah Papua,” tutur Tayeb.

Tayeb optimis, jika pucuk pimpinan Freeport ini dimandatkan kepada orang asli Papua akan ada efisiensi dan efektivitas terhadap pengelolaan sumber daya alam dapat menyentuh semua lapisan, terukur dalam hal lingkungan dan terlaksana dengan sebaik-baiknya, demi kepentingan Rakyat Indonesia secara umum juga masyarakat Papua sebagai wilayah Otonomi Khusus dalam kurun waktu yang tersisa.

“MPI optimis dengan menjadikan  orang asli Papua sebagai pucuk pimpinan Freeport sangat positif sekaligus simbol kepercayaan pemerintah Prabowo terhadap anak bangsa dalam mengelola sumberdaya alam,” tegasnya.

Tayeb juga menekankan pentingnya penguatan Otonomi Khusus (Otsus) dan afirmasi penunjukan pucuk pimpinan Freeport ini akan dianggap sebagai bukti nyata keberhasilan program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) orang asli Papua  yang diamanatkan oleh Undang-Undang Otonomi Khusus.

“Penunjukan orang asli Papua ini sebagai simbol kedaulatan Indonesia atas kekayaan alamnya dan menghilangkan stigma bahwa Freeport hanya dikuasai oleh kepentingan non-Papua dan asing,” pungkas Tayeb. (MTQ)

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.