Anggota DPR RI Komisi VIII Arwan Aras : Bantuan Santunan Korban Gempa Di Mamuju Jangan Ditunda-Tunda

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com – Anggota DPR RI dari Partai PDI Perjuangan, H. Arwan M. Aras kembali memberikan santunan kesejumlah ahli waris korban bencana gempa bumi terkhusus di Kabupaten Mamuju. Sehari sebelumnya Arwan Aras bersama Kemensos RI juga telah menyerahkan bantuan santunan kepada ahli waris untuk korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi di Majene pada Selasa (23/02/21) kemarin.

Arwan Aras mengaku bahwa sejak kemarin pihaknya bersama dengan Kementerian Sosial RI (Kemensos RI) yang diwakili oleh Kasubdit Pemulihan Dan Penguatan Sosial, yakni Budak Bakti Bidari sudah mulai start di Kabupaten Majene.

“Sebenarnya kita tidak hanya bicara secara khusus di Majene-Mamuju, namun kita berbicara Sulawesi Barat secara umum,” jelas Arwan Aras.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa penyaluran bantuan pemerintah untuk para ahli waris korban bencana gempa ini sudah clear, sebanyak 13 jiwa untuk Majene dan 95 jiwa untuk Mamuju telah selesai tersalurkan.

Sementara untuk hari ini, Rabu (24/02/21) di Mamuju, kita melakukan hal yang sama, dimana ada 95 korban yang harus kita berikan santunan dari Kementrian Sosial,” ungkap Arwan Aras.

Arwan berharap kepada keluarga korban untuk tetap bersabar dan ikhlas meski bantuan tersebut tidak akan bisa menutupi luka duka yang dirasakan.

“Kepada keluarga korban, tentu kita memberikan support untuk tetap bersabar, ikhlas serta apa yang hari ini diterima tentu tidak akan bisa menutupi luka duka yang dialami,” harap Arwan Aras.

Tak hanya itu, pihaknya menjelaskan bahwa santunan ini adalah bentuk kehadiran pemerintah pusat dalam rangka membantu meringankan beban saudara kita. Bantuan berupa santunan kepada ahli waris korban bencana gempa di Sulbar ini sesungguhnya masih terbilang terlambat.

“Saya menilai ini masih sangat terlambat, dimana yang meninggal dunia itu hanya sekitar 100 lebih, seharusnya pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Barat lebih cepat melakukan pendataan, namun faktanya satu bulan lebih baru bisa dijalankan,” ungkap Arwan Aras.

Pemerintah daerah diharapkan lebih pro aktif dan mencari solusi supaya bantuan segera terbagi kepada keluarga korban.

“Karena dananya sudah ada semua, kita berharap Dinas Sosial Kabupaten ini untuk pro aktif dan tidak menunda-nunda atau ada alasan apa pun yang membuat keluarga korban menunggu semakin lama,” tegas politisi PDI Perjuangan ini.

Hari ini kami secara simbolis menyerahkan santunan untuk korban gempa bumi serta pengaktifan rekening tabungan serta ATM kepada masing-masing penerima.

“Untuk itu, Dinas Sosial Kabupaten Mamuju diharapkan untuk memanggil semua masyarakat yang menjadi penerima bantuan tersebut, jadi jangan ada alasan lagi seperti data belum lengkap atau ditunda-tunda,” ujar Arwan Aras.

Terkhusus dari tim rumah aspirasi Arwan Aras, pasca gempa pada 15 Januari 2021 lalu, timnya telah bergerak memberikan bantuan kepada korban gempa baik di Mamuju maupun di Majene.

“Karena ternyata rekan-rekan saya banyak yang juga tertimpa musibah, akhirnya kita amankan dulu keluarganya, setelah itu baru kita bergerak menolong korban yang lainnya dan sampai hari ini kami belum berhenti menyalurkan bantuan melalui Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan,” pungkasnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mamuju Lutfi Muis saat dikonfirmasi via telepon, mengaku bahwa penyaluran kepada penerima santunan untuk ahli waris korban gempa akan dimaksimalkan.

“Jadi, sesuai dengan penyampaian pihak Bank Mandiri itu 15 dalam satu hari, ini untuk menghindari kerumunan orang banyak dan tetap menjalankan protokol kesehatan,” kata Lutfi.

Dari 95 korban yang meninggal dunia terkhusus di Kabupaten Mamuju, Lutfi menyebut tersisah dua yang belum ditemukan ahli warisnya.

“Terkhusus di Mamuju dalam proses penyaluran tadi, kita akan upayakan agar ada penambahan. Dimana tadi juga disaksikan oleh anggota DPR RI yakni Arwan Aras,” terang Lutfi.

Lutfi memastikan untuk penyaluran bantuan santunan keluarga korban bencana gempa bumi terkhsus di Mamuju, tidak memungkinkan dalam waktu satu hari, alasannya untuk menghindari kerumunan masyarakat dan tetap mematuhi protokol kesehatan. *Ndi

Ayo Berbagi!