SwaraSenayan.com – Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan terciptanya ruang publik baru, dengan keterlibatan partisipasi publik yang tak terbatas. Di satu sisi, paham nasionalisme dilandasi oleh satu konsep kebersamaan yang terbatas pada suatu bangsa atau negara.
Namun demikian, peluang dari perkembangan TIK atau kerap disebut Revolusi Industri 4.0, harus dimanfaatkan dengan baik untuk mendorong kemajuan bangsa dan meningkatkan nilai nasionalisme di kalangan anak bangsa khususnya generasi milenial.
Momentum HUT ke 76 Kemerdekaan RI di Agustus ini sepatutnya digunakan kalangan milenial dalam meningkatkan wawasan kebangsaan yang baik untuk menjawab tantangan-tantangan persoalan yang terjadi saat ini maupun yang akan datang.
“Hari Ulang Tahun RI jangan hanya dimaknai sebagai peringatan usia kemerdekaan bangsa saja. Tapi kemerdekaan itu harus dimaknai secara baik oleh masyarakat. Kemerdekaan ini harus diisi dengan konten yang baik dan dirasakan oleh masyarakat dari pusat sampai daerah,” ujar Wakil Ketua DPR RI, Dr. M. Azis Syamsuddin saat menjadi pembicara dalam acara webinar Forum Diskusi Publik yang bertajuk “Kebangkitan Nasionalisme dan Politik Kebangsaan Milenial” yang dilaksanakan oleh DJIKP Kominfo bersama DPR RI dan yang dilakukan secara live melalui Zoom Cloud Meeting dan live channel Youtube DJIKP pada Jumat (13/8/2021).
Tapi di sisi lain, menurut Azis Syamsuddin, perkembangan teknologi digital yang demikian cepat juga bisa menjadi ancaman terhadap keutuhan dan kedaulatan NKRI. Sebagai contoh, menguatnya intoleransi, paham radikalisme, dan ekstremisme.
Oleh karena itu, dia mengingatkan kehadiran negara sangat dibutuhkan dalam menangkal efek negatif dari kemajuan era digital. Negara harus mampu meningkatkan sumber daya manusia agar mampu berdaya saing di era digital ini. Termasuk memberikan panduan tentang pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan yang luhur sebagai fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Azis menambahkan di era otomatisasi dan digitalisasi seperti saat ini menuntut SDM yang kreatif dan produktif agar memiliki daya saing tinggi dalam pemanfaatan teknologi. Dunia sekarang sudah memasuki era artificial intelligence dan internet of things. Sebuah keniscayaan yang dihadapi bangsa Indonesia dan perkembangannya tergantung pada kualitas generasi millenial dan generasi Z yang ada sekarang.
“Jika mampu dikelola dengan baik, perkembangan pesat TIK ini akan menjadi momentum positif untuk mengajak masyarakat Indonesia mengartikulasikan ide, pendapat, dan bahkan inovasinya dalam rangka memaknai kembali nasionalisme di tengah Revolusi Industri 4.0,” jelas Azis Syamsuddin.
Hadir juga sebagai pembicara pada acara ini diantaranya Prof. Widodo Muktiyo yang juga merupakan Staf Ahli Menkominfo serta Wim Tohari Daniealdi yang merupakan pemerhati sosial budaya. *Ndi