Tantangan Generasi Milenial dalam Melestarikan Budaya di Indonesia

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, mengatakan, generasi milenial memiliki kewajiban untuk merawat dan melestarikan warisan budaya bangsa. Pasalnya, menurut dia, generasi milenial merupakan penerus estafet generasi sebelumnya.

Hasbi menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam Webinar Petunra Online yang digelar Ditjen IKP Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Tantangan Generasi Milenial dalam Melestarikan Budaya di Indonesia”, Sabtu (26/3/2022).

“Saat ini generasi milenial merupakan penerus generasi sebelumnya. Sehingga melanjutkan warisan budaya itu adalah sebuah keharusan dan tidak bisa ditunda,” kata Hasbi.

Ia menilai, keberagaman budaya Indonesia menjadi tantangan sendiri dalam melestarikannya. Sehingga, melestarikan budaya ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua elemen bangsa.

“Kita semua punya tanggung jawab agar bagaimana para milenial ini mencintai budaya Indonesia sehingga bisa melestarikannya,” ujarnya.

“Kalau anak milenial lebih banyak menerima budaya luar, maka mereka akan mengikuti budaya itu. Nah kita yang bertanggung jawab untuk bagaimana mereka mengenal lebih dulu budaya kita,” lanjut dia.

Menurut Hasbi, perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan untuk melestarikan budaya Indonesia. Di sisi lain, generasi milenial juga harus mampu memfilter setiap informasi budaya dari luar seiring pesatnya informasi di era globalisasi ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Jambi, M Arif Budiman, mengatakan, warisan budaya yang dimiliki Indonesia mestinya menjadi jati diri bangsa dan kekuatan baru yang harus dilestarikan. Uniknya, lanjut dia, hal ini bisa menjadi kekuatan pariwisata kita.

“Kalau kita melihat kondisi saat ini, pengaruh budaya luar sangat rentan sekali bagi generasi milenial. Seperti di Jambi saat ini masih banyak generasi muda kita yang senang menggunakan budaya-budaya luar. Seperti contoh anak muda lebih senang K-Pop dll daripada musik kita sendiri. Kemudian berbusana juga mereka lebih senang busana ala luar,” kata Arif.

Ia menekankan, budaya yang sudah bercokol sejak nenek moyang bangsa ini harus terus dijaga. Salah satu caranya, kata dia, adalah dengan adanya event-event tetap yang bisa membuat budaya-budaya ini eksis di masyarakat.

“Digitalisasi terjadi di segala bidang. Akan tetapi, konteks ketahanan diri kita juga harus ditingkatkan. Strategi harus kita buat bagaimana memahami budaya kita sendiri. Ini harus disosialisasikan. Kita juga harus mengenalkan budaya kita ke orang lain. Karena ketika orang lain merasa tertarik dengan budaya kita, suatu saat mereka akan berkunjung ke negara kita yang akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara,” jelasnya.

Ia menilai, kelemahan generasi milenial adalah mudah menerima pengaruh budaya asing. Menurutnya, mereka kadang langsung menyerap budaya dari luar.

“Mengenal boleh, tapi jangan sampai mengubah pola pikir dan mengikis budaya kita. Indonesia saat ini dalam pariwisata sedang menggeliat. Sehingga kita perlu membangkitkan kembali budaya-budaya kita. Oleh karena itu perlu stimulus dari pemerintah pusat,” pungkasnya.

Ayo Berbagi!