Sosialisasikan 4 Pilar, Pdt. Tetty: Pancasila Menjadi Pemersatu Bangsa

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Anggota MPR RI Pdt. Tety Pinangkaan, S.Th., dari Partai Hanura memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi 4 pilar MPR dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Hotel Patimura Maesa Palu, Selasa (22/1/2019).

Kegiatan yang diikuti oleh beragam elemen masyarakat ini diikuti lebih dari 160 orang terdiri dari pemuka agama, tokoh masyarakat, lurah, sekretaris kecamatan, pemuda, mahasiswa dan pelajar.

“Masyarakat senang dan menyambut gembira dengan suka cita bisa mengikuti acara sosialisasi 4 PILAR MPR ini,” terang Tetty ketika dihubungi SwaraSenayan (24/1/2019).

Kegiatan sosialisasi digelar dimanfaatkan Tetty untuk menyapa dan bertemu langsung dengan masyarakat untuk membumikan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.

“Dulu ada penataran P4, yang hingga kini terasa sekali manfaatnya bagi masyarakat untuk memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, sekarang melalui 4 Pilar MPR, semangat untuk mengkaji dan bersama-sama untuk mengamalkan Pancasila sudah disambut dengan antusias masyarakat,” ujar Tetty.

Saking antusiasnya, Tetty didaulat warga untuk sesering mungkin menggelar acara sosialisasi 4 Pilar. Mereka antusias ingin mengetahui apa itu 4 pilar MPR yang memperkuat bangunan kebangsaan kita.

Oleh sebab itu, pada kesempatan tersebut, politisi perempuan yang dikenal juga sebagai pendeta ini menegaskan, untuk mencegah agar tidak terpengaruh dan tergelincir dengan kehidupan yang negatif, 4 Pilar MPR hendaknya sebagai pegangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan bahwa ‘4 Pilar MPR’ yaitu Pancasila sebagai dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara harus menjadi pedoman seluruh anak bangsa untuk tetap menjaga pesatuan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa,” seru Tetty dengan semangat menebar kebaikan.

Tetty menambahkan, apalagi saat ini sudah memasuki tahun politik 2019, dimana kontestasi politik yang luar biasa tersebut sangat rentan membuat gesekan sesama anak bangsa yang sudah dipastikan berbeda-beda dalam pilihan politiknya. Untuk itu, pemahaman yang baik akan ‘4 Pilar” tersebut bisa menjadi benteng dan pemersatu seluruh anak bangsa walaupun terlibat dalam kontestasi pemilu.

“Kembali saya mengingatkan bahwa tantangan ke depan yang dihadapi Bangsa Indonesia akan sangat berat. Apalagi, berbagai bentuk penggerusan nilai Pancasila semakin dahsyat, baik dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu, perlu kesadaran kolektif sebagai sebuah bangsa untuk tidak menjadikan Pancasila sekadar hafalan di luar kepala maupun hiasan di dinding rumah atau kantor,” ujar Anggota Komisi VIII DPR RI.

Pdt. Tetty Pinangkaan menyerukan kepada masyarakat untuk mewaspadai segala upaya yang merusak ideologi Pancasila untuk menghancurkan bangsa Indonesia. Mari bersama jaga dan junjung tinggi Pancasila dari berbagai serangan ideologi lain yang tak senapas dengan nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Dengan melihat fakta bahwa setelah musibah gempa dan tsunami menimpa Palu dan sekitarnya, begitu antusiasnya saudara-saudara kita dari seluruh pelosok negeri menyampaikan empati sosialnya, turut berbela sungkawa dan menyalurkan bantuan harta bendanya kepada saudara-saudara kita yang sedang terkena musibah, Tetty semakin optimis, bahwa kita sebagai saudara sebangsa masih menjunjung tinggi rasa kesetiakawanan dan kegotong-royongan.

“Inilah sesungguhnya inti dari ajaran bangsa kita, kegotong-royongan. Saya optimis, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sekaligus sebagai dasar negara Indonesia akan memberikan harapan besar bahwa Indonesia ke depan dengan kekuatan rakyat akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi. Jika seluruh elemen masyarakat mengaktualisasikan toleransi secara riil, menghormati perbedaan yang ada maka kita tidak akan khawatir ancaman perpecahan di Indonesia,” kata tetty yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan.

Tetty merasa terharu, setelah memaparkan materinya langsung disambut anak-anak muda yang  menghendaki untuk mengimplementasikan ajaran Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.

“Apalagi struktur sosial masyarakat di Palu itu seperti miniatur Indonesia, masyarakatnya sangat heterogen, maka mengamalkan ajaran Pancasila sebagai kohesi sosial akan mewujudkan keselarasan dan kedamaian,” pungkasnya *mtq.

Ayo Berbagi!