Setelah ASO, Akan Ada Efisiensi Frekuensi

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Analog Switch Off atau ASO tidak hanya membuat siaran televisi menjadi lebih jernih dan bagus gambarnya. Lebih dari itu, ASO akan membuat efisiensi frekuensi sehingga kecepatan internet di Indonesia akan bertambah berkali-kali lipat.

Bahkan, menurut Direktur Penyiaran Kemkominfo, Geryantika Kurnia, saat menjadi narasumber dalam Diskusi Publik Virtual yang digelar Kominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Sosialisasi Analog Switch Off (ASO) dan Seremoni Penyerahan Bantuan STB Kementerian Kominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI”, Kamis (01/12/2022), kecepatan internet di Indonesia akan bertambah 100 kali lipat dengan adanya program ASO tersebut.

“Nanti kita akan dapatkan efisiensi frekuensi. Ini nantinya untuk internet kecepatan tinggi. Sekarang kadang-kadang internetnya lama. Nah, setelah ASO Insyaallah akan 100 kali lebih cepat dari sekarang,” kata Geryantika.

Selain itu, kata dia, nantinya bakal ada 12.500 desa yang belum terlayani internet dan telepon nanti bisa tercover. Menurutnya, migrasi televisi dari analog ke digital ini juga adalah kesepakatan internasional.

“TV analog ini benar-benar boros frekuensi. Satu chanel itu hanya untuk satu frekuensi. Nah, TV digital benar-benar efisien. Satu frekuensi itu bisa digunakan untuk 6 sampai 13 chanel,” ujarnya.

Narasumber lainnya, Pengurus Harian YLKI, Tubagus Haryo Karbyanto, menegaskan, pihaknya mendukung program ASO dari Kominfo tersebut. Apalagi, menurutnya, digitalisasi di era sekarang ini merupakan sebuah keniscayaan.

“Sebenarnya digitalisasi ini adalah sebuah keniscayaan. Tidak bisa direm,” katanya.

Adapun dari sisi perlindungan konsumen, kata Tubagus, apa yang disampaikan Kominfo sudah memenuhi hak-hak konsumen seperti hak atas informasi, hak untuk didengar, hak atas keamanan dan hak untuk memilih.

“Nah, warga harus diberitahu soal ini,” ujarnya.

Sementara, Tenaga Ahli DPR RI, Bahroji, mengatakan, semangat ASO ini adalah semangat terdistribusinya kepemilikan sehingga masyarakat tidak bertumpu pada monopoli kepemilikan. Menurutnya, ini adalah sebuah peluang sehingga setiap orang bisa ikut terlibat untuk mengisi ruang-ruang ini.

“Kementerian Kominfo kiranya bisa mengontrol secara ketat apa yang menjadi tujuan bersama. Saya kebetulan punya komunitas di beberapa wilayah. Mereka sangat aktif mengikuti,” kata Bahroji.

Pemerintah, lanjut dia, diharapkan bisa mewadahi dan mengarahkan para industri kreatif untuk bisa masuk ke industri media digital ini. Dengan begitu, menurutnya, kegiatan mereka semakin terasah.

“Kalau misalnya tidak dibarengi dengan sinergitas antara Kominfo, masyarakat dan komunitas kreatif maka potensi ini akan menguap,” tandasnya.

Ayo Berbagi!