Petani Indramayu Menyambut Baik Program GP4-BGR untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Untuk memulai peningkatan produktivitas pangan, kualitas kesuburan lahan pertanian menjadi faktor penting. Padahal, kesuburan lahan kian menurun karena penggunaan pupuk kimia, untuk menyeimbangkan unsur hara tanah maka diperlukan pupuk organik untuk meningkatkan kualitas lahan pertanian.

“Kami memang sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia, kami menyadari itu kurang baik bagi lahan yang baik untuk meningkatkan kualitas tanaman,” ujar Besar Buntara selaku Ketua Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan Agribisnis Nusnatara (KUP SUTA Nusantara) Kabupaten Indramayu saat menerima kunjungan DPP Perbumma Adat Nusantara di Karangampel Indramayu, Rabu (20/10/2021).

Besar Buntara dan kelompok tani lainnya berkomitmen untuk menjaga keseimbangan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik, sehingga dapat berdampak langsung bagi produktivitas hasil pertaniannya. Penggunaan pupuk kimia meningkat, idealnya penggunaan pupuk organik juga akan meningkat.

“Terimakasih atas kunjungannya, kami sangat berharap bisa berkolaborasi dalam memajukan usaha pertanian demi kesejahteraan petani,” ungkap Besar dengan antusias dan siap bekerjasama dengan program Gerakan Percepatan Peningkatan Produktivitas Pangan Berbasis Gotong Royong (GP4-BGR).

Lanjut Besar, selama ini nilai kesejahteraan petani tergerus ketidakstabilan harga karena rendahnya nilai tawar petani terhadap tengkulak gabah, akibatnya harga gabah sepenuhnya dikendalikan pasar.

“Kami terpaksa menjual gabah dengan harga yang lebih murah karena tidak ada pilihan lain. Kami berharap kerjasama dengan program GP4-BGR ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” harapnya.

Menanggapi keluhan dan persoalan mendasar petani, Dadung Harisetyo selaku Ketua Umum GP4-BGR menjelaskan dan menguraikan rencana kerjanya di Kabupaten Indramayu.

“Untuk mengurai persoalan mendasar petani, kami mulai sebagai offtaker untuk menjamin pasar dari produksi petani dengan prinsip saling menguntungkan,” tutunya.

Dadung optimis dengan program GP4-BGR ini sebagai solusi untuk menghasilkan produk beras sehat yang menyejahterakan petani. Karena itu, pihaknya akan memulai pembuatan demplot produksi pertanian dalam skala tertentu untuk menjadi standard operating procedure (SOP) bagi pola tanam dan manajemen usha tani dalam skala besar yang melibatkan banyak gabungan kelompok tani, khususnya di Indramayu.

“Harga pokok produksi yang murah itu tidak serta merta akan menguntungkan petani, karena itu, program kami menitiberatkan pada peningkatan produktivitas hasil pertanian, sehingga peningkatan biaya pokok produksi pun akan diikuti oleh peningkatan harga jual produksi,” terangnya.

Ketika ditanya soal harga pokok produksi yang sudah tinggi namun harga gabah sudah ditentukan dan dikendalikan pasar, Dadung memberikan solusi untuk mengelola usaha pertanian dengan sistem yang terintegrasi dari hulu-hilir melalui penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk yang tepat serta metode penggunaan teknologi pertanian yang tepat guna dan serapan hasil panen dengan harga wajar.

“Kami mendisain konsep pertanian terintegrasi dari hulu hilir yang memastikan peningkatan produksi dan serapan gabah dengan harga wajar yang saling menguntungkan,” tegasnya.

Untuk menjaga harga gabah yang ideal, agar petani tidak terjebak pada sistem ijon karena kebutuhan mendesaknya, Dadung memberikan solusi untuk kegiatan peternakan oleh petani, misalnya dengan memelihara bebek, ayam, kambing.

“Program GP4-BGR juga akan dioptimalkan untuk menjaga harga jual gabah yang stabil yang benar-benar menjadi nilai tabungan ketika panen nanti kami akan mengembangkan sistem pemanfaatan dan pemberdayaan lingkungan untuk meningkatkan dan mengoptimalisasikan nilai ekonomi melelalui peternakan,” pungkasnya. *mtq

Ayo Berbagi!