Partisipasi Pemuda terhadap Presidensi G20 sebagai Upaya Membangun Perubahan

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Kelompok dua puluh atau G-20 (Group of Twenty) adalah kelompok yang terdiri dari negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Ditetapkannya Indonesia sebagai Presidensi G20 tentu membawa banyak manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial dan gen Z.

Pakar Kehumasan Prof. Widodo Muktiyo mengatakan, G20 merupakan organisasi yang strategis untuk menjalankan misi kolaborasi untuk pertumbuhan ekonomi global secara kuat yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan yang seimbang dan inklusif.

“Kepemimpinan Indonesia pada Presidensi G20 menunjukkan tingkat resiliensi dan daya tahan Indonesia di tengah pandemi, sekaligus mempromosikan komitmen dan potensi Indonesia dalam mempraktekkan kepemimpinan global,” ujar Staf Ahli Menteri Kominfo.

Pada acara Seminar Merajut Nusantara yang digelar oleh BAKTI Kominfo dengan tema “Manfaat Presidensi G20 Indonesia bagi Generasi Milenial dan Gen Z” secara virtual, Jakarta (17/03/2022). Widodo mengungkap bahwa makna ‘Recover Together, Recover Stronger’ bagi pemuda adalah tantangan dalam proses kebangkitan bangsa dan kebangkitan dunia.

“Mari kita jangan hanya menjadi cityzen, tetapi juga netizen. Meskipun kontribusi mahasiswa sedikit, namun tetap memberikan perubahan kepada masyarakat,” ajak Widodo ketika menjawab pertanyaan dari salah satu peserta.

Menurutnya, dalam mempersiapkan generasi milinial untuk menghadapi Presidensi G20 diperlukan kecerdasan yang bersumber dari potensi manusia dan potensi teknologi dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang bersumber dari ke-Indonesiaan.

Sementara itu, Taufik Abdullah, MA selaku Jurnalis Liputan Aceh mengatakan, program Road to G20 Indonesia 2022 selain bertujuan untuk pembahasan isu-isu global, namun juga mempromosikan budaya, pariwisata, dan industri kreatif di Indonesia.

Mengutip perkataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa Presidensi G20 memiliki manfaat penting bagi generasi milenial dan Gen Z, yaitu akses vaksinasi, ekonomi digital, dan perubahan iklim.

“Pemerintah nampaknya belum punya program aksi atau program kegiatan secara terukur bagi milenial dan gen Z,” ujar Taufik.

Sebagai penutup ia mengatakan, pelibatan dan partipisasi generasi milenial dan gen Z sebenarnya cukup krusial mengingat mereka cukup banyak, potensi yang bisa digarap secara tepat dan potensial, serta berdampak bagi pembangunan bangsa dan negara ini. *SS

Ayo Berbagi!