Literasi Digital Digalakkan Kominfo untuk Membantu Pertumbuhan UMKM Go Digital

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa bagi kelangsungan bisnis, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Banyak pelaku UMKM yang kehilangan pendapatan, tidak bisa mencicil pembiayaan, hingga gulung tikar karena berkurangnya pendapatan.

UMKM bisa diselamatkan melalui Digitalisasi UMKM. Digitalisasi UMKM adalah perubahan dari sistem konvensional sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis dan operasioal UMKM.

Selebgram dan Penggiat UMKM Sambal Roa, Didi Roa mengatakan, meskipun situasi masih pandemi pelaku UMKM harus dapat memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualan

“Caranya dengan mengopload konten-konten menarik, seperti video atau foto untuk mempromosikan produk di media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan lain-lain,” kata Didi pada acara Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Ditjen APTIKA Kemkominfo RI dengan tema ‘Pemanfaatan Digitalisasi Bisnis dalam Membantu Pertumbuhan UMKM’ secara virtual, Jakarta (20/04/2022).

Selain itu, kita juga bisa meminta orang-orang besar atau selebgram untuk mereview produk. Kemudian hasil review tersebut kita upload ke media sosial. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan ke orang-orang bahwa produk kita adalah produk yang berkualitas.

“Jika masyarakat ingin melakukan usaha atau mau memasarkan usahanya tapi belum tahu cara memanfaatkan teknologi digital, masyarakat bisa bergabung dengan Garpu Sulut. Di Garpu Sulut kami membantu membuat desain produk, packaging, dan lain-lain,” ajak pembisnis Sambal Roa tersebut penuh semangat.

Sementara itu, narasumber berikutnya Oratna Wati Br Singarimbun selaku Pemerhati UMKM Sulawesi Utara mengatakan, Digitalisasi UMKM membuat pelaku usaha UMKM mengubah pengelolaan bisnisnya dari praktik konvensional ke modern.Yang dimaksud dengan sistem konvensional adalah sistem berdagang atau berusaha seperti biasanya, contohnya melalukan transaksi manual, menunggu pembeli barang atau jasa di tempat usaha, tanpa ada bantuan dari sistem digital.

Semenjak adanya Covid-19 kita merasakan Lock Down secara besar-besaran, secara tidak langsung kita dipaksa untuk beradaptasi untuk bertransformasi digital.

“Oleh karena itu, pemanfaatan digital ini sangat dibisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk kita melalui media sosial. Ada pun media sosial tersebut seperti, Facebook, Instagram, Tik-Tok, dan lain-lain,” sebut Ratna.

Menurutnya, digitalisasi UMKM membantu pelaku bisnis UMKM untuk menghemat biaya pemasaran. Hal tersebut karena biaya pemasaran menggunakan digital marketing dinilai cukup terjangkau bagi pelaku usaha kecil dibandingkan menggunakan pemasaran secara konvensional. Dan kita dapat menghemat biaya print brosur spanduk dan lain lain.

Kemudian sudah bukan rahasia lagi, digitalisasi UMKM memungkinkan pelaku usaha memiliki jangkauan pemasaran yang lebih luas bahkan bisa sampai ke pelosok negeri. Selain itu, UMKM juga dapat menjangkau pengguna smartphone yang semakin marak.

“Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menyukai belanja online dibandingkan konvensional membawa keuntungan tersendiri bagi UMKM. Artinya UMKM dapat menggunakan website dan aplikasi mobile sebagai sarana untuk memasarkan produknya,” ujar Ratna.

Sebelum ada digitalisasi marketing, pelaku bisnis UMKM tidak memiliki kesempatan untuk bersaing dengan bisnis berskala besar. Hal itu terjadi karena produk UMKM kurang dikenal oleh konsumen.

“Nah, dengan adanya digitalisasi UMKM ini, produk yang ditawarkan UMKM lebih dikenal konsumen karena kemudahan sistem pemasaran digital. Jadi, bagi kamu yang ingin merintis bisnis UMKM jangan takut kalah bersaing dengan pengusaha besar,” pungkas Ratna.

Narasumber terakhir, Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut, S.H., LL.M mengatakan, sangat penting untuk pemerintah Indonesia saat ini untuk bisa fokus kepada pengembangan ekonomi dan penguatan UMKM dari berbagai macam bantuan. Hal ini dikarenakan, ada banyak sekali orang-orang yang pada masa pandemi di PHK yang kemudian mereka beralih untuk mendirikan UMKM untuk bertahan hidup.

“Banyak masyarakat yang masih berpikir mengapa produknya belum banyak laku padahal memiliki kualitas yang tinggi, dibanding produk-produk yang biasa saja tapi karena branding dan packaging nya bagus tapi malah laku,” sebut Hillary.

Adapun penyebab-penyebab produk kita tidak laku, seperti tidak adanya merk, panckagingnya kurang menarik, tidak memanfaatkan e-commerce, atau brandingnya kurang bagus. Padahal apabila kita memaksimalkan potensi yang kita miliki seperti pemanfaatan teknologi digital, kita bisa meningkatkan penjualan.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan bimbingan usaha bisa bergabung dengan organisasi Garpu Sulut. Atau bisa juga mendaftarkan diri menjadi peserta pelatihan Digital Tanlent Scholarship yang diselenggarakan oleh Kominfo.

“kita pastikan bagi masyarakat yang bergabung ke organisasi-organisasi yang kita bina akan mendapatkan fasilitas-fasilitas yang akan membuat semakin dikenalnya produk atau jasa yang didagangkan,” sebut Anggota Komisi I DPR RI fraksi Nasdem tersebut.

Selain itu, para pelaku UMKM juga bisa tes pasar pada acara Bazar Garpu yang akan dilaksanakan pada bulan Mei. Oleh karena itu kepada para perwakilan UMKM dari masing-masing Kabupaten/Kota untuk bisa bersiap-siap untuk menyiapkan produk terbaiknya. *SS

Ayo Berbagi!