SwaraSenayan.com. Menindaklanjuti hasil kunjungan Gerakan Percepatan Peningkatan Produktivitas Pangan Berbasis Gotong Royong (GP4-BGR) ke Indramayu Jawa Barat akan segera memulai agenda program dengan membuat demplot pertanian.
“Kami segera memulai program dengan membuat demplot untuk mengaplikasikan metode dan penggunaan bibit dan pupuk yang berkualitas tinggi, termasuk membuat terobosan baru dengan teknologi mutakhir di bidang pertanian,” terang Dadung Harisetyo selaku Ketua Umum GP4-BGR kepada SwaraSenayan, di bilangan Tebet Jakarta, Selasa, (26/10/2021).
Salah satu keluhan petani di Indramayu adalah melimpahnya jerami hasil panen padi, untuk itu perlu dicarikan solusi mengelola limbah jerami agar ramah lingkungan dan dapat dikelola yang memiliki nilai ekonomis.
“Melalui zerro waste management, kami akan mengolah jerami sebagai limbah tanaman padi yang selama ini dibakar oleh petani, ager dapat ditingkatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,” tutur Dadung.
Untuk mengolah jerami ini, Dadaung sudah memiliki formula dan permintaan pasar untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi seperti tray untuk wadah telor, hardboard, tali, dll.
“Kami sudah memiliki pasar untuk produk olahan jerami dengan teknologi tepat guna mengolah limbah jerami tersebut. Insyaa Allah dapat mengatasi masalah atas keberlimpahan limbah yang selama ini dibakar yang tidak ramah lingkungan sekaligus tidak memiliki nilai ekonomis,” kata Dadung.
Program kami akan mulai dari Indramayu, dalam waktu dekat akan dikembangkan di Palembang Sumatera Selatan. Untuk mendukung program peningkatan produktivitas, pihaknya akan menyediakan booster dengan light technology (teknologi cahaya), satu-satunya teknologi yang dikembangkan di dunia. Teknologi cahaya ini di atas nano technology.
“Teknologi yang menerapkan partikel terkecil yang bisa dikendalikan itu dapat memiliki kehandalan yang super dahsyat. Melalui penemuan teknologi cahaya ini, kami support untuk meningkatkan produktivitas bagi kemajuan dan kemakmuran pelaku agribisnis,” terang Ari Wijaya selaku Ketua SUTA Nusantara Provinsi Sumatera Selatan dalam paparannya di kantor GP4-BGR di Tebet Jakarta.
Ari menjelaskan lebih lanjut, bahwa light technology yang dikembangkan Prof. Faisal Rizal sebagai penasehat SUTA Nusantara Sumatera Selatan ini bisa diaplikasikan melalui serum padi, serum tanaman buah dan serum pakan ikan.
“Salah satu aplikasi penerapan light technology bisa diterapkan dalam bentuk pelet ikan. Kami sudah menguji cobakan pada budidaya ikan hanya menggunakan 1/3 pakan pelet dari kebiasaan tapi dapat mempercepat waktu budidaya 2.5 bulan dari 3 bulan serta tingkat mortalitas sangat rendah,” terang Ari.
Lanjut Ari, aplikasi booster pupuk energi ini hanya menggunakan separuh dari dosis yang digunakan selama ini dapat menghasilkan panen 2 kali lebih tinggi.
“Harapan kami, light technology ini sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas agribisnis. Pengembangan demplot dapat langsung mengaplikasikan booster yang sedang kami kembangkan,” katanya. *mtq