FST UIA Melakukan Kerjasama Penelitian dengan LIPI

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Revolusi industri 4.0 tidak hanya masalah teknis dari transisi teknologi manufaktur. Secara umum memiliki dampak terhadap perubahan perilaku dalam berbisnis telah mendorong interaksi lebih intens antara industri dan aktivitas sains / riset.

Demikian disampaikan Dr. Rike Yudianti selaku Kapuslit Fisika LIPI dalam acara Guest Lecture Series Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam As-Syafi’iyah (FST UIA) yang bertema: “Terobosan Kebijakan Riset dalam Era Revolusi Industri 4.0”, di Kampus UIA Jatiwaringin Pondok Gede, Sabtu (23/11/2019).

Menurut Rike, interaksi antara industri dengan lembaga riset ini telah membangun relasi saling membutuhkan dan menguntungkan sehingga telah menciptakan hubungan saling ketergantungan semakin meningkat. Situasi ini mendorong sinkronisasi kinerja ilmu pengetahuan dengan inovasi,  riset dan invensi adalah proses fundamental untuk tabungan pengetahuan. Sehingga budaya invensi merupakan penciptaan sumber daya manusia (SDM) unggul.

“Proses revolusi industri akan mereduksi tenaga manusia, sehingga situasi ini akan memfilterisasi SDM yang kapabel dan kompeten yang akan eksis di era revolusi industri 4.0,” papar Rike yang disambut antusias ratusan mahasiswa, dosen dan alumni FST UIA.

Lanjut Rike, dulu industri manufaktur sangat membutuhkan lahan dan investasi yang besar, saat ini yang sedang berlangsung telah terjadi transisi ekosistem pengembangan produk, tidak hanya mengandalkan modal finansial saja tapi dibutuhkan otak atau ide yang menjadi sebuah model bisnis “ekonomi kreatif”.

“Yang diperlukan di era industri 4.0 tidak cukup pintar saja, tapi membutuhkan kolaborasi networking,” ujar Rike.

Untuk menjawab kolaborasi tersebut, Rike mengapresiasi FST UIA yang aktif melakukan kerjasama dengan lembaga riset. Diharapkan dengan kerjasama ini, LIPI dengan FST UIA dapat bersinergi untuk melakukan penelitian secara bersama-sama sehingga dapat memaksimalkan tabungan pengetahuan dan invensi.

Di era revolusi industri 4.0, Rike menyoroti bermunculannya perusahaan start-up melalui online bisnis yang sudah merevolusi model bisnis padat modal dengan sewa ruang usaha dan pegawai. Kegiatan model bisnis seperti ini memungkinkan lulusan perguruan tinggi (fresh graduate) bisa langsung terjun untuk merintis dan memulai bisnisnya tanpa menunggu kesiapan akumulasi modal kerja yang besar.

Rike juga menyebutkan bahwa revolusi industri 4.0 adalah era disruptive innovation yang didominasi teknologi produk ke teknologi kunci dan usia pakai teknologi semakin pendek, sehingga dibutuhkan penciptaan lingkungan yang ramah inovasi. Sebagaimana visi Presiden Jokowi di periode kedua ini yang menitikberatkan pada pembangunan SDM unggul dan pembangunan infrastruktur.

“Untuk penciptaan lingkungann yang ramah inovasi bisa ditempuh dengan membangun infrastruktur untuk menciptakan teknologi kunci dan melakukan pemberdayaan SDM menjadi kunci faktor keberhasilan pembangunan,” urainya.

Untuk pemberdayaan terciptanya SDM unggul, seusai memberikan kuliah umum, Dr. Rike Yudianti mewakili LIPI melakukan penandatangan kerjasama penelitian dengan Dr. Indaryani, M.Sc. selaku Dekan FST UIA dan Dr Masduki Ahmad selaku Rektor UIA. *mtq

Ayo Berbagi!