SwaraSenayan.com. Partai Hanura menilai puisi yang dibuat oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani seharusnya dijadikan pelajaran oleh capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Hanura juga menyinggung perusahaan Prabowo yang hampir pailit.
“Puisi Sri Mulyani seharusnya dijadikan pelajaran oleh Prabowo tentang bagaimana mengelola utang yang baik berdasarkan perhitungan yang matang sehingga mampu mencicil dengan baik, ketimbang Prabowo ngoceh nggak karuan, padahal ngurus utang perusahaan sendiri saja gagal nggak karuan!” kata Ketua Fraksi Hanura DPR RI, Inas Nasrullah Zubir lewat keterangannya, Sabtu (2/2/2019).
Inas mempertanyakan kemampuan Prabowo mengelola negara, sedangkan perusahaan yang dipimpinnya saja hampir pailit. Dia juga khawatir, jika Prabowo menjadi presiden, Indonesia akan bubar seperti pernyataan yang pernah disampaikannya.
“Bagaimana mungkin seorang Prabowo yang mengelola utang perusahaannya saja amburadul dan hampir dipailitkan tapi ingin memimpin negara, padahal utang adalah keniscayaan di negara mana pun. Oleh karena itu, bisa jadi perkataan Prabowo bahwa Indonesia bubar justru akan menjadi kenyataan ketika Prabowo memimpin Indonesia!” ujar dia.
Menurut Inas, kritik yang dilontarkan Prabowo terhadap Menteri Keuangan seolah menunjukkan betapa lemahnya pengetahuan mantan Danjen Kopassus itu terkait utang negara. Sebab, menurut Inas, utang Indonesia saat ini masih aman.
“Kritik Prabowo terhadap utang pemerintah yang katanya sudah stadium lanjut dan parah, di mana ia juga mengatakan bahwa Menteri Keuangan harus diganti nama menjadi menteri pencetak utang, telah menunjukkan rendahnya pengetahuan dan pemahaman Prabowo Subianto tentang peraturan dan perundang-undangan di mana utang pemerintah masih aman karena masih jauh dari aturan yang ditetapkan oleh undang-undang, yakni 60 persen PDB,” tuturnya.
Seperti diketahui, Sri Mulyani membalas kritik Prabowo lewat puisi yang isinya soal kinerja pemerintahan Jokowi. Puisi itu menyindir pihak yang menyebutnya menteri pencetak uang. *SS