SwaraSenayan.com. Pemahaman literasi keuangan dirasa perlu dimiliki oleh masyarakat, karena dengan berliterasi masyarakat mampu untuk memilih dan memanfaatkan produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Selain itu masyarakat dapat terhindar dari aktivitas investasi ilegal dan meminimalisir risiko kerugian yang didapatkan.
Dan masyarakat juga perlu mengoptimalkan TIK dalam menjalankan bisnis. Seorang pembisnis harus memahami TIK dan literasi keuangan secara jelas untuk mengoptimalkan platform media sosial dan keuangan digital sebagai alternatif kegiatan promosi dan pembiayaan melakukan ekspansi usaha.
Septriana Tangkary, SE., MM. selaku Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim (IKPM) mengatakan bahwa masyarakat digital (digital society) adalah realitas hidup di abad 21 dimana manusia dalam berbagai sektor kehidupannya terpaut dengan ICT dan teknologi digital.
Dalam era ini terjadi pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam akses dan distribusi informasi. Sehingga masyarakat indonesia akan semakin mudah dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan inovasi fitur dari medium komunikasi yang kian interaktif.
“Sebagai upaya pemerintah untuk mendukung transformasi digital, maka pemerintah membangun infrastruktur akses telekomunikasi di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang akan dilakukan oleh Kominfo melalui Badan Layanan Umum (BLU) BAKTI ,” kata Septriana pada acara Creativetalk Pojok Literasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo RI dengan tema ‘Pemanfaatan TIK sebagai Media Edukasi Keuangan dan Bisnis’ secara virtual, Jakarta (26/04/2022).
Selain itu, pemerintah turut menyediakan sebanyak 7.634 titik lokasi internet gratis bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk membantu para UMKM beralih dari transaksi secara konvensional menjadi daring. Serta menyediakan platform aplikasi daring yang disediakan khusus bagi para UMKM untuk ikut menjadi bagian dari ekosistem digital. Sehingga memudahkan UMKM dalam menjalankan kegiatan jual beli.
“Dalam kegiatan bisnis, kita dapat mengoptimalkan TIK untuk mencatat laporan keuangan, mendesain poster dan pakaging produk, dan memposting produk bisnis kita di beberapa platform belanja online dan melakukan promosi di berbagai media sosial,” sebut Direktur IKPM.
Sementara itu narasumber berikutnya, Anggota Komisi I DPR RI, H. Bachrudin Nasori, S.Si, M.M mengatakan bahwa emajuan teknologi dan informasi yang saat ini berkembang di hampir seluruh belahan dunia telah memberikan pengaruh signifikan pada kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.
“Dampak positif yang sering kali kita rasakan, yaitu kita selalu mendapatkan informasi terbaru mengenai apapun yang terjadi di muka bumi,” kata Bachrudin.
Adaptasi manusia dengan teknologi baru yang telah berkembang wajib untuk dilakukan melalui pendidikan. Dengan begitu, aspek teknologi pendidikan, aspek bisnis maupun aspek lainya mampu berkembang bersama. TIK telah banyak digunakan untuk mendukung proses bisnis yang terjadi pada perusahaan, baik bidang ekonomi maupun perbankan.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya platform-platform yang digunakan untuk menunjang perekonomian, seperti aplikasi-aplikasi dan layanan e-bussiness, e-commerce, e-banking dan lain-lain.
“Setiap pelaku bisnis merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja untuk mengefisiensikan waktu dan biaya,” pungkas Anggota Komisi I DPR RI fraksi PKB Dapil Jawa Tengah IX.
Narasumber terakhir, H. Sabilillah Ardie, B.Sc selaku Wakil Bupati Tegal mengatakan bahwa di era digital saat ini, UMKM Tegal memiliki beberapa kesempatan, diantaranya sudah ada nya jaringan seluler di daerah pelosok yang memungkinkan seluruh UMKM di Indonesia dapat bekerja sama secara global, dan adanya dukungan penuh pemerintah dalam membangkitkan UMKM lewat digital.
“Seperti yang kita tahu bahwa Warteg sudah menjadi brand kuliner yang terkenal yang berasal dari Tegal. Warteg ini bisa kita promosikan melalui online, seperti gojek, marketplace, dan lain-lain,” ujar Sabilillah.
Dirinya mengatakan, literasi digital adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi dengan mengoptimalkan TIK saat melakukan proses membaca dan menulis.
“Dengan literasi digital keuangan kita akan menjadi lebih hemat waktu dan hemat biaya, memperluaas jaringan, membuat keputusan berdasarkan data, dan peningkatan kemampuan SDM,” sebut Wakil Bupati Tegal.
Kondisi Kabupaten Tegal saat ini, sedang mendapatkan bonus demografi, dimana seluruh penduduknya didominasi dengan usia produktif, yakni pada usia 15-59 tahun atau yaang sering disebut sebagai generasi milenial dan gen z.
“Generasi milenial dan gen z memiliki karakter yang dekat dengan teknologi dan kreatif, sehingga bisa dimanfaakan potensinnya untuk melakukan kegiatan perekonomian baik secara nasional maupun secara global,” harap Sabilillah Ardie mengakhiri pemaparan. *SS