SwaraSenayan.com. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini telah menyebabkan banyak perubahan mendasar pada berbagai sektor, khususnya pada sektor ekonomi. Munculnya sebuah paradigma baru bahwa peranan manusia adalah suatu kenyataan yang merupakan arah paling strategis dan sebagai sebuah keunggulan kompetitif.
Freddy Tulung selaku Praktisi Bidang Kehumasan dan Komunikasi Publik mengatakan bahwa TIK sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi sebagian besar penduduk dunia, termasuk Indonesia.
“Berdasarkan survei yang dilakukan oleh We Are Social tahun 2022 tentang jumlah statistik pengguna internet di Indonesia, menyatakan bahwa sebanyak 204,7 juta penduduk Indonesia atau sekitar 73,7% dari jumlah penduduk Indonesia telah menggunakan internet,” kata Freddy.
Ia menyebutkan, terdapat top 5 besar orang menggunakan internet, yaitu untuk keluarga, mengisi waktu senggang, dan mengikuti berita terkini, terlebih di era digital sekarang ini.
“Era disruptif adalah suatu zaman dimana suatu sistem pasar lama industri digantikan dengan sistem teknologi baru yang bersifat destruktif dan kreatif,” ujar Freddy selaku narasumber pada Seminar Merajut Nusantara yang diselenggarakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kemkominfo RI dengan tema ‘Prospek dan Tantangan Ekonomi di Era Disrupsi Teknologi’ secara langsung dan virtual, Bogor (21/02/2023).
Oleh karena itu, Freddy menambahkan bahwa kesuksesan kita sangat bergantung dengan bagaimana kemampuan kita dalam menyelaraskan iteration, innovation, dan disruption.
“Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh 20% dari tahun 2021 menjadi US$146 miliar pada tahun 2025. Kemudian e-commerce dan online travel diprediksi menjadi 2 kontributor terbesar pada ekonomi digital Indonesia,” sebut Freddy.
Sementara itu narasumber selanjutnya, Kepala Departement Ilmu Ekonomi FEM IPB University, Dr. Sahara, S.P., M.Si mengatakan bahwa ekonomi digital mengacu pada ekonomi yang berbasis pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
“Di beberapa literatur, ekonomi digital mengacu kepada internet economy, new economy, dan web economy,” kata Sahara.
Nilai ekonomi Indonesia berdasarkan sektor pada tahun 2022 di perkirakan mencapai sekitar US$77 miliar, meningkat 22% dari tahun sebelumnya.
“Presentase IMK yang telah memanfaatkan internet berdasarkan KLBI 2 digit tahun 2019, menyatakan bahwa kategori IMK lain dengan tingkat pemanfaatan internet yang cukup tinggi adalah IMK di sektor komputer, barang elektronik, dan optik yang diikuti oleh mesin, peralatan listrik, dan kendaraan bermotor,” sebut Kepala Departement Ilmu Ekonomi FEM IPB University.
Sementara itu narasumber terakhir, Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA selaku Anggota Komisi I DPR RI mengatakan bahwa generasi muda saat ini harus bijaksana mengelola keuangan untuk kesejahteraan hidup.
“Kita harus membangun sistem balance antara pembangunan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai,” kata Sjarifuddin.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Keuangan tentang Rasio Utang terhadap PDB tahun 2004-2022 dijelaskan bahwa rata-rata pertumbuhan utang pada tahun 2015-2022 ada sebesar 6,45%.
“Oleh karena itu pembangunan SDM dan infrastruktur harus dimaksimalkan guna menurunkan angka kemiskinan di Indonesia,” ujar Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP,
Dalam akhir pemaparannya ia berharap agar perekonomian Indonesia dan dunia akan lebih baik ke depannya. Menjadikan peristiwa-peristiwa kemerosotan ekonomi sebagai acuan pembelajaran agar untuk lebih adaptif terhadap perkembangan zaman dan teknologi.
“Saya juga berharap agar generasi muda sekarang bisa menentukan tujuan hidupnya seperti apa, semua harus dibangun dengan opportunity dan teknologi yang ada,” tutupnya. **