SwaraSenayan.com – Publik kembali tersentak. Kali ini bukan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, kenaikan TDL, juga bukan kenaikan harga bbm, melainkan terkaget-kaget dengan besarnya gaji hingga ratusan juta rupiah buat petinggi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Untuk mengoperasikan Badan baru yang dibentuk pemerintah Jokowi ini harus merogoh kocek uang negara. Seberapa penting kah badan tersebut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sebenarnya Pancasila gak butuh lagi satu lembaga khusus untuk memantapkan pemahaman atasnya,” demikian komentar Prof Ryaas Rasyid yang diterima redaksi SwaraSenayan (7/6/2018).
Tokoh yang dikenal sebagai pakar otonomi daerah ini juga menyatakan bahwa usia Pancasila sudah dewasa, harus dijalankan, jangan digendong terus.
“73 tahun sejak kelahirannya kok masih digendong terus? Ketuaan kan? Pancasila itu perlu dijalankan,” ujarnya.
Baca juga: https://www.swarasenayan.com/pancasila-dan-kematian-spritualitas/
Baca juga: https://www.swarasenayan.com/pancasila-diagungkan-tapi-dikebiri-dalam-praktek-bernegara/
Karena itu, semua aparat negara harusnya berperan sebagai Pancasila yang hidup dan berjalan ke sana ke mari membawa nilai-nilainya sebagai kebanggaan manusia cerdas dan bermoral tinggi.
“Setiap kebijakan negara selayaknya memancarkan aura Pancasila yang terus memberi harapan akan kejayaan Indonesia di masa.depan,” kata Ryaas.
Setiap pasal dari hukum yang berlaku, menurut Ryaas Rasyid seharusnya menjadi pagar Pancasila yang melindungi seluruh rakyat, segenap tumpah darah.
“Ini yang gagal diwujudkan selama 73 tahun. Tapi anehnya masih ada yang mabuk teriak-teriak aku Pancasila,” pungkasnya. *MTQ