PLTN Bagi Kemaslahatan dan Kesejahteraan Bangsa

Ayo Berbagi!

pltnSwaraSenayan.com. Anggota Komisi VII DPR RI Dr. Kurtubi mengutip tekad Bung Karno yang sejak tahun 1950-an sudah  mencita-citakan Indonesia punya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) . Namun hingga hari ini belum terwujud antara lain karena penolakan sebagian orang dan LSM yang menakut-nakuti, seolah-olah kalau kita bangun PLTN pasti akan meledak seperti PLTN Chernobyl di Ukraina di tahun 1980-an atau akan bocor seperti PLTN Fukushima di Jepang beberap tahun yang lalu.

Wacana pembangunan PLTN di Indonesia masih terus menjadi polemik antara bahaya dan manfaat sumber energi alternatif ini. Pemerintah kini masih sibuk mengembangkan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN), bukan dengan tujuan komersial.

“Padahal teknologi dan pengamanan PLTN terus berkembang. Listrik dari PLTN itu bersih tidak menghasilkan debu, CO2, NOx dan merkuri. Karena itu kita tidak boleh terus-terusan takut dengan teknologi,” terangnya.

Kurtubi juga menjelaskan bahwa saat ini negara penghasil migas seperti UAE misalnya sudah punya 1 unit PLTN dan sedang dibangun 2 unit lagi menyusul Saudi Arabia, Bangladesh dan lain lain. Di seluruh dunia saat ini sekitar 60 PLTN sedang dibangun.

“Kita mestinya bisa memanfaatkan karunia Tuhan yang memberikan kecerdasan otak manusia  yang terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi PLTN. Insya Allah manfaat PLTN jauh lebih besar daripada mudharatnya dalam mempercepat kesejahteraan masyarakat,” tandasnya.

Salah satu tantangan nyata yang dihadapi bangsa Indonesia dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menurut Kurtubi adalah “ketidakmampuan” bangsa ini dalam mengimplementasikan hasil perkembangan dan kemajuan teknologi yang sudah jelas-jelas terbukti (proven) bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Hanya karena adanya ketakutan berlebihan dan gagal faham serta persepsi negatif sebagian dari kita seolah-olah jika bangsa besar ini menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, pasti akan menimbulkan bencana yang mengerikan.

“Padahal ada puluhan negara-negara maju yang sudah memanfaatkan puluhan tahun kemajuan teknologi ini (pltn, red) untuk kesejahteraan rakyatnya dan terbukti aman,” tegasnya.

Memang ada musibah yang sangat langka, Kurtubi menyebut seperti yang terjadi di Ukraina dan Jepang oleh karena faktor obsoletitas dan faktor alam dan lain-lain, namun bukankah Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan manusia dengan akal dan otak yang mampu untuk menyempurnakan kelemahannya dan berusaha untuk terus menciptakan kemajuan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi secara kontinyu dan akumulatif, seperti yang sudah, sedang dan akan terus berlangsung di diberbagai Kampus dan Lembaga-lembaga Penelitian di tanah air. *SS

Ayo Berbagi!