SwaraSENAYAN.com. Banyak orang membayangkan bahwa nanoteknologi adalah sesuatu hal yang rumit, apalagi dibisniskan atau bahkan dimiliki.
Pasalnya, nanoteknologi adalah teknologi yang mampu merekayasa zat, material, atau sistem pada skala nanometer (1 meter dibagi 1 milyar) hingga memiliki sifat yang unik, baru, serta lebih baik dari sebelumnya. Sehingga nanoteknologi mampu menghasilkan jasa atau produk yang berkualitas, ekonomis, dan efisien serta menjadi lebih kompetitif .
Demikian disampaikan Suryandaru CEO Nano Center Indonesia kepada SwaraSENAYAN (13/4/2016).
Sejak berdiri pada akhir tahun 2012, Nano Center Indonesia berupaya mendemontrasikan nanoteknologi agar bisa diterima oleh semua kalangan di Indonesia. Hingga berjalan 3 tahun, Nano Center Indonesia merilis 4 perusahaan pemula (start-up) berbasis teknologi yang dimiliki oleh anak muda, orang tua, ilmuwan/peneliti, angel investor, broker, bahkan juga mahasiswa. Perusahaan pemula tersebut kini memiliki minimum revenue per tahun senilai di atas $ 100.000 dolar.
Tahun 2016 ini, Suryandaru akan juga dirilis 5 startup teknologi yang posisi kepemilikannya akan diisi oleh orang-orang yang meyakini Nano Center Indonesia adalah platform unik untuk bisa memiliki bisnis teknologi. Orang-orang yang bisa saja “nyasar”, entah ketemu dimana, nimbrung tiba-tiba, datang karena gak ada cita-cita (biasanya ini mahasiswa) atau mungkin punya itikad baik untuk membangun bersama bisnis ini di masa depan.
Namun, kemudian pertanyaan muncul. Bagaimana bisnis teknologi tersebut bisa jadi milik mereka?
Karena ini bisnis teknologi, akan diuraikan sedikit tentang 3 sumber utama teknologi Nano Center Indonesia, yaitu (1). RnD internal yang telah memproduksi 18 paten. (2). Sumber alih teknologi dari luar negeri. (3). Sumber teknologi para ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Buku 300 Ilmuwan Nano Indonesia, dan juga para ilmuwan yang tersebar di perguruan tinggi dan pusat riset.
Jadi, secara singkat Nano Center Indonesia memiliki potensi mendorong ribuan teknologi untuk menjadi ratusan startup company. Siapa yang ingin memiliki?, mereka mesti terlibat penuh dalam proses transfer teknologi hingga menuju pasar dengan salah satunya katakanlah dana, paten, riset, jaringan, pasar, pikiran, bahkan hanya dengan modal tenaga saja (tapi tanpa digaji) sehingga ada yang mereka ikut sertakan dalam kepemilikan. Yang terpenting adalah komitmen untuk bertahan dalam proses dan keterbatasan.
Bukti komitmen mereka tersebut telah melahirkan :
- PT Nanotech Herbal Indonesia, berfokus pada teknologi nanoherbal untuk aplikasi kosmetik, suplemen, makanan, dan obat.
- PT Langgar Nanotech Indonesia, berfokus pada teknologi nanomaterial untuk aplikasi pigmen, cat, coating dan konstruksi.
- CV Nanotech Indonesia, berfokus dalam produksi mesin nanomaterial dan proses material (HEM, PBM, S-Mill, dll) untuk berbagai aplikasi material.
- Dan yang terakhir, adalah PT Sinergi Nanotech Indonesia, perusahaan engineering service dengan menggunakan perangkat uji dan device dengan ketajaman presisi hingga level nanometer.
Bidang-bidang baru yang kemudian akan muncul adalah maritim, kesehatan, pertambangan, pendidikan, pertanian, serta energi. Bidang strategis baru yang sangat menuntut keterlibatan banyak pihak, banyak tangan, serta kekuatan semangat-semangat muda negeri ini.
Walau tidak mudah, kadang mungkin juga menemui hambatan, Semoga Nano Center Indonesia mampu menjadi ekosistem inovasi yang memungkinkan siapapun, bahkan para anggota Undip Business Community (UBC) untuk memiliki bisnis teknologi. ■dam