Menumbuhkan Semangat Kebangsaan di Kalangan Milenial di Era Digital
SwaraSeayan.com. Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, mengatakan, sosialisasi empat pilar, yakni Pancasila, NKRI, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika harus semakin ditingkatkan di era digital ini. Jangan sampai, kata dia, generasi milenial lebih mengenal influencer, termasuk Atta Halilintar ketimbang Pancasila.
Hasbi menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam Webinar Petunra Online yang digelar Ditjen IKP Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Pancasila, Generasi Milenial dan Tantangan Kebangsaan di Era Digital”, Jumat (25/3/2022).
“Generasi milenial ini jangan sampai lebih kenal Atta Halilintar daripada Pancasila. Ini tugas kita. Jangan sampai kemajuan teknologi ini mengurangi jiwa-jiwa kebangsaan generasi milenial kita,” kata Hasbi.
Menurut Hasby, Pancasila harus menjadi pegangan bagi generasi milenial. Namun, menurutnya, tantangan generasi milenial saat ini semakin komplek di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan informasi.
“Dulu setiap kita masuk sekolah dapat pendidikan P4. Kalau sekarang tidak ada lagi. Opini dan persuasi saat ini jauh lebih penting dari fakta. Makanya hoaks ini merajalela. Makanya kita harus bijak dalam berinternet. Kedua, ketidakseimbangan global. Mereka lebih percaya selebgram, influencer daripada informasi yang disampaikan pemerintah,” ucap Hasbi.
Karena jumlah generasi milenial yang begitu besar, kata Hasbi, dirinya pun ke depan akan mengusulkan bagaimana sosialisasi Pancasila ini secara digital.
“Keistimewaan para milenial itu dia mempunyai kreativitas yang tinggi, energi, ilmu pengetahuan, kritik dan jaringan. Nah ini harus dimanfaatkan untuk menyosialisasikan Pancasila,” ucapnya.
Sementara, narasumber lainnya, akademisi Fakultas Hukum Universitas Jambi, Muchammad Farisi, menjelaskan, generasi milenial adalah generasi yang lahir di 1980 sampai awal 2000. Menurutnya, generasi ini adalah generasi yang adaptif dengan teknologi.
Di era digital ini, lanjut dia, generasi milenial seharusnya adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif. Hal itu karena sumber informasi apapun bisa didapat dengan mudah.
“Semua ide ada di internet. Tapi jangan lupa, jiwanya harus Pancasila. Karena kalau jiwanya tidak Pancasila, maka kreatif dan inovatifnya itu bisa saja digunakan untuk hal yang negatif,” katanya.