Kota Mataram: Ketinggalan Canggih Kelola Sampah

Ayo Berbagi!

Oleh: Rusdianto Samawa, Seorang Tukang Lihat Lingkungan

SwaraSenayan.com – Pada tahun – tahun 2002 sampai dengan 2008, kota Mataram sangat asri dan rindang. Suasana sangat nyaman dan santai. Mungkin saja situasi itu di dorong belum banyaknya jumlah kendaraan motor dan mobil.

Walikota Mataram saat itu, Drs. HM. Ruslan, tampilan lingkungan zaman Ruslan sangat asri, aman, damai dan hebat. Bayangkan kalau walikota Mataram menerima Piala Adipura, piala yang merupakan penghargaan tinggi akan kebersihan Kota Mataram. Kualitas piala itu seperti piala dunia, diarak dari kantor walikota mataram berkeliling ke Bertais Sweta hingga berakhir di Ampenan.

Bisa kita rasakan, saat Ruslan Walikota cuaca Mataram masih dingin diwaktu jam 9 pagi. Kalau jelang-jelang demo mahasiswa dulu, kami masih merasakan dinginnya situasi Kota Mataram, walapun ditempat tertentu. Artinya, kealamian Kota Mataram waktu itu sangat di jaga oleh pemimpinnya.

Namun, pasca HM. Ruslan digantikan oleh Walikota TGH. Ahyar Abduh dan Wakil Walikota Mohan Roliskana (anaknya HM. Ruslan). Kota Mataram dilihat bukan lagi sebagai Kota Penerima Adipura. Mungkin saja zaman pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla tidak ada lagi pemberi penghargaan semacam itu, sehingga Kota Mataram tidak terdengar lagi sebagai kota bersih.

Untuk membuktikan itu, saya beberapa kali mengajak sahabat dan teman untuk berkeliling Kota Mataram, khusus untuk memantau tempat – tempat pembuangan sampah. Sala satu contoh yang perlu diungkap karena banyak keluhan masyarakat Kota Mataram, yakni Tempat Pembuangan Sampah di daerah Gomong samping Lapangan Atletic Mataram.

Tempat itu sudah tidak layak di jadikan pusat pembuangan sampah karena perkembangan Kota Mataram semakin padat, mulai dari perkembangan industri kecil, pedagang, caffe, taman, dan pelancong, yang mereka semua ingin menikmati kesegaran cuaca ibu kota.

Rasa-rasanya, setelah saya mendatangi dua tempat Pembuangan sampah, semuanya tidak layak sama sekali untuk dilanjutkan. Masyarakat saja sudah sangat banyak sekali keluhan-keluhannya. Inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah Kota Mataram.

Ada lagi yang sangat parah, yakni tempat pembuangan sampah dalam sebuah kampung perkotaan di Karang Bedil Mataram, samping panti asuhan Muhammadiyah. Selain menganggu kota, juga tidak baik bagi masyarakat sekitar.

Padahal, kalau mau bekerja keras untuk menyelsaikan problem sampah ini, mungkin saja sangat mudah. Sekarang, dibanyak negara membuat perlombaan untuk mengelola sampah agar negaranya bersih. Begitupun banyak kota di Indonesia juga sudah lama mengelola sampah dengan canggih dan modern sekali.

Nah, pertanyaannya? bisa Kota Mataram mengelola sampah-sampah yang sudah sangat menganggu masyarakat itu? Jawabannya tentu ada pada pemerintah dan pengambil kebijakan lainnya untuk bersungguh-sungguh bekerja membersihkan Kota Mataram sebagai Kota yang Ramah, Indah, Bagus dan Menarik.

Sampai kapan? ya sampai Kota Mataram memiliki pemimpin yang peduli dengan lingkungan sekitarnya dan berbuat humanis, humble serta terbuka bersama rakyatnya sehingga penataan mataram memiliki ikon positif, apalagi Ibu Kota Provinsi yang selama ini menjadi kebanggaan. Jangan ketinggalan canggih. *SS

Ayo Berbagi!