SwaraSENAYAN.com. Setelah riuh gaduh di publik soal blok Masela, akhirnya Presiden Joko Widodo memutuskan proyek pengembangan gas alam cair (liquid natural gas/LNG) di Blok Abadi, Masela akan dibangun di darat. Pertimbangannya adalah pengembangan ekonomi daerah.
“Blok Masela, setelah melalui banyak pertimbangan yang masuk dan input yang diberikan kepada saya, ini juga adalah proyek jangka panjang, tidak hanya setahun dua tahun, belasan tahun. Tapi proyek panjang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu, dari kalkulasi perhitungan pertimbangan-pertimbangan, yang sudah saya hitung, kita putuskan dibangun di darat,” tegas Jokowi didampingi Menteri ESDM Sudirman Said di Bandara Soepadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (23/3).
Menanggapi keputusan tersebut, menurut Dr. Connie Rahakundini Bakrie, presiden telah menghianati visinya sendiri untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia (PMD).
Lanjut Connie, rupanya visi PMD hanya sekedar kata-kata dan kedaulatan energi kita serta geopolitik strategi kita menghadapi tantangan Abad 21 adalah bermasalah secara fundamental baik dari aspek ekonomi, lingkungan hidup, geostrategy maupun pertahanan.
“Saya nyatakan beliau akan menuai masalah besar karena keputusan ini bertentangan dengan visi kemandirian bangsa, nawa cita dan visi maritimnya sendiri,” ujar Connie kepada SwaraSENAYAN.
Connie sebagai pengamat pertahanan, menegaskan bahwa keputusan Jokowi adalah kemunduran dari pencapaian Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. ■mtq