KASUS REKLAMASI TAK DISENTUH DALAM DEBAT, ADA APA DENGAN KPUD DKI?

Ayo Berbagi!
Kasus Reklamasi Teluk Jakarta yang luput dari topik Debat
Kasus Reklamasi Teluk Jakarta yang luput dari topik Debat

SwaraSenayan.com. Ada hal yang masih menyisakan penasaran dari debat publik pertama Pilkada DKI Jakarta yang digelar Jumat (13/1/2017) pekan lalu. Bukan soal tiga kandidat yang sangat agresif dalam perdebatan, atau soal penampilan Ira Koesno yang jadi moderator sehingga menyebabkan banyak orang gagal fokus.

Dalam pengamatan mantan komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Izul Muslimin, justru semakin penasaran dengan tema debat pertama yang bertajuk “Pembangunan Sosial Ekonomi untuk Jakarta”. Lalu, apanya yang bikin penasaran?

Ketika dihubungi SWARA SENAYAN (18/1/2017), Izul menyatakan bahwa hampir semua persoalan sosial ekonomi yang berkembang di Jakarta diperdebatkan, dari soal janji ikan, kail, dan kolam, sampai soal gusur menggusur warga.

“Tapi, ada satu hal yang luput dari perbincangan dan perdebatan, yaitu soal REKLAMASI TELUK JAKARTA. Memang dalam salah satu penyampaian visi misi kandidat ada yang sempat menyinggung sedikit, itupun tidak dibahas secara detil,” paparnya.

Dalam sesi tanya jawab dan pertanyaan yang dilempar moderator maupun antar kandidat juga tak secuil pun masalah REKLAMASI disinggung. Karena itu, Izul menanyakan, apakah memang reklamasi teluk Jakarta bukan sesuatu yang penting dan signifikan bagi perekonomian Jakarta? Atau memang ada sesuatu yang ingin disembunyikan dari kasus ini?

Lanjut Izul, kita semua tahu, gara-gara reklamasi ada anggota DPRD DKI yang terkena operasi tangkap tangan KPK. Kasus ini juga menyeret salah satu staf khusus dari Gubernur DKI Jakarta. Tapi nampaknya persoalan ini seperti sungkan untuk jadi pembahasan dan perdebatan.

“Ijinkan saya untuk mempertanyakan KPUD DKI yang menjadi penyelenggara debat publik Pilkada DKI. Merekalah yang merancang dan merencanakan debat publik tersebut. Tentu mereka pula yang men-drive Ira Koesno yang jadi moderator dengan pertanyaan kritisnya,” tanyanya dengan penuh keheranan.

Izul juga mengungkit masa lalu moderator debat, jika pada tahun 1998 dulu Ira Koesno jadi ikon, itu karena ada Karni Ilyas yang men-drive di belakangnya. Tapi kalau kemarin Ira Koesno seakan kurang masuk ke persoalan sensitif Jakarta, itu bukan karena Ira Koesno nya, tapi memang tidak ada yang mau men-drive Ira ke arah sana.

“Ira Koesno boleh jadi bintang panggung di debat kemarin, tapi sutradaranya tetap KPUD DKI Jakarta. Ada apa dengan KPUD DKI Jakarta?” kata Izul yang juga sebagai mantan ketua umum Pemuda Muhammadiyah. *SS

Ayo Berbagi!