SwaraSenayan.com. Fenomena maraknya dukungan kyai dan ulama kepada Jokowi untuk Pilpres 2019 adalah bukti bahwa ulama pendukung Prabowo hanya segelintir saja, yakni para ulama kondang yang keseharian nya adalah selebritis di panggung bisnis dakwah di Indonesia.
Demikian disampaikan Ketua Fraksi Hanura DPR RI, Inas Nasrullah Zubir kepada SwaraSenayan, Senin (10/12/2018).
“Tidak semua ulama dapat menekuni bisnis dakwah ini, karena tergantung kepada kemampuan dan feeling bisnis yang dimiliki,” imbuh Inas yang juga sebagai Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Amin.
Menurut Inas, kategori ulama yang memiliki feeling bisnis ini karena harus bisa menangkap “need“ atau kebutuhan umat terhadap hal tertentu, dimana kemudian narasi dakwah dikemas sesuai dengan kebutuhan umat.
“Ulama yang berdakwah berlandaskan need, akan membaca kebutuhan umat terlebih dahulu, baru kemudian menarasikan dakwah nya sesuai kebutuhan umat tadi,” ucapnya.
Karena itu, Inas juga menyinggung Prabowo yang memiliki latar belakang sebagai mantan militer yang juga menantu Soeharto, tentunya Prabowo sangat faham dalam memainkan isu agama demi melanggengkan kekuasaan Soeharto pada era orde baru sehingga mertua nya tersebut dapat berkuasa di Indonesia selama 32 tahun.
“Oleh karena itu memanfaatkan ulama kondang yang malang melintang di dunia bisnis dakwah menjadi sangat penting bagi kampanye Prabowo untuk memenangkan pilpres 2019,” tutur Inas.
Untuk itu, Inas menegaskan bahwa tidak semua ulama dapat terjun di dunia bisnis dakwah karena sangat bergantung kepada kemampuan feeling bisnisnya masing-masing, selain itu juga karena sebagian besar ulama di Indonesia tetap konsisten di jalur dakwah sebagai ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.
Oleh sebab itulah, Inas semakin meyakini tidak terlalu banyak ulama yang mau mendukung Prabowo karena memahami bahwa agama hanya digunakan sebagai kemasan belaka oleh Prabowo demi memperoleh simpati dan meraih suara umat.
“Sebagian besar ulama di Indonesia yang tidak terkenal itulah yang tetap berada di jalur ibadah dan semata-mata untuk pengabdian kepada Allah SWT, mereka inilah yang lebih memilih dan mendukung Jokowi menjadi pemimpin yang tidak memanfaatkan agama sebagai kemasan kepentingan politik praktisnya,” pungkas Inas. *mtq